BPOM Setujui Penggunaan Vaksin Sputnik V, Berikut Uraian Mengenai Efikasi dan Efek Sampingnya

- 25 Agustus 2021, 20:30 WIB
Sebuah botol berlabel
Sebuah botol berlabel /Gilang Andaruseto Prabowo/Dado Ruvic

Teknologi tersebut dimaksudkan sebagai mekanisme pengiriman untuk memasukkan kode genetik protein lonjakan SARS-CoV-2 atau virus Corona ke dalam sel manusia.

Baca Juga: Vaksin Moderna Sudah Diditribusikan ke Seluruh Provinsi, Menkes: Tolong Berikan ke Tenaga Medis

Secara pengembangan, Sputnik V mirip dengan AstraZeneca dan Johnson & Johnson produksi Oxford, Inggris. Akan tetapi, alih-alih mengunakan satu adenovirus yang direkayasa, vaksin tersebut menggunakan adenovirus berbeda, seperti rAd26 dan aAd5 untuk dosis pertama dan kedua.

Perlu diketahui, dalam uji coba fase III secara acak pada bulan Februari 2021, terdapat 14.946 orang dewasa disuntikkan dua kali dosis vaksin, sedangkan 4.902 lainnya menerima plasebo.

Hasil tersebut menyatakan, hanya 16 subjek dalam kelompok vaksin yang mengembangkan gejala Covid-19, dibandingkan dengan 62 pada kelompok plasebo, yang mewakili efikasi sebesar 91,6 persen.

Baca Juga: Vaksin AstraZeneca Diklaim Cocok untuk Semua Umur hingga di Atas 60 Tahun

Setelah itu, tidak ada kasus penyakit sedang hingga berat pada kelompok vaksin, tetapi terdapat 20 kasus pada kelompok plasebo.

Menurut siaran pers Institut Gamaleya pada bulan April, sekitar 3,8 juta warga Rusia yang telah menerima dosis lengkap Sputnik V menunjukkan kemanjuran sebesar 97,6 persen.

Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Uni Emirat Arab menyebutkan, ada sekiar 81.000 orang yang telah menerima dua kali dosis vaksin menunjukkan kemanjuran 97,8 persen dalam mencegah gejala Covid-19, bahkan 100 persen untuk penyakit parah.

Baca Juga: Namanya Anafilaksis, Reaksi Berat Efek Samping Vaksin Sinovac

Halaman:

Editor: Ricky Setiawan


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x