MEDIA JABODETABEK - Beredar kabar mengenai varian SARS-CoV-2 atau virus Corona Lambda sedang menjadi trending.
Pasalnya, varian ini dikabarkan lebih berbahaya daripada Delta B1617.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya telah mendeteksi varian Lambda di Peru melalu uji sampel pada bulan Desember 2020. Namun, kemunculannya justru terjadi pada tanggal 14 Juni 2021.
Baca Juga: Terjadi Kerumunan, Kegiatan Vaksinasi Batal, Peserta: Belum Divaksin Sudah Dibubarkan
Melansir dari laman News Medical Life Science, sebuah studi baru merinci karakteristik genomik dan keturunan varian yang disebut B1621, yang menunjukkan beberapa substitusi asam amino dalam protein Spike.
Studi yang saat ini diterbitkan dalam jurnal Science melaporkan, B1621 mengenai edisiensi netralisasi oleh antibodi polikonial, transmibilitas dan afinitas peningkatan untuk ACE2.
Diketahui, varian Lambda telah muncul di Kolombia selama Maret hingga April 2021, menandai perubahan garis keturunan dengan beberapa akumulasi mutasi B1621.
Anggota dari garis keturunan ini memiliki penyisipan 146N, bersama dengan beberapa substitusi seperti I951, 144T, dan Y145S, di mana semuanya berada di domain terminal-N; R346K, E484K, N501Y (ketiganya di domain pengikatan reseptor, RBD); dan P681H (terakhir ini pada antarmuka S1/S2).
Hasil Studi
Artikel Rekomendasi