Pasca Lakukan Protes Kudeta Junta Militer, Jenazah Penyair Myanmar Khet Thi Dikembalikan dengan Organ Hilang

10 Mei 2021, 13:51 WIB
ilustrasi kudeta junta militer Myanmar /Foto: Reuters/Athit Perawongmetha/


MEDIA JABODETABEK - Khet Thi, penyair puisi Myanmar yang meninggal saat penahanan dan jenazahnya dikembalikan kepada keluarga.

Sayangnya Khet Thi kembali dengan bagian organ tubuhnya yang hilang.

Dikutip mediajabodetabek.pikiran-rakyat.com dari The Guardian pada 10 Mei 2021, Khet Thi merupakan penyair yang karyanya mendeklarasi perlawanan terhadap junta militer Myanmar.

Satu syair yang dia ditulis adalah "Mereka menembak di kepala, tetapi mereka tidak tahu bahwa revolusi itu ada di hati"

Baca Juga: Hasil Pertemuan ASEAN-Junta Militer Myanmar Dikecam Warga Myanmar

Istri Khe Thi, Chaw Su, berkata bahwa mereka berdua dibawa untuk interogasi oleh tentara dan polisi pada Sabtu 8 Mei 2021.

Saat Chaw Su ditelepon dan disuruh untuk menemui suaminya di rumah sakit, dia pikir Khe Thi hanya terluka.

Ternyata Khe Thi ada di ruang jenazah rumah sakit dengan organ dalamnya dikeluarkan.

Sebelum menjadi penyair, Khe Thi merupakan insinyur sebelum berhenti pada 2012.

Khe Thi merupakan tiga penyair puisi yang mati saat protes sejak kudeta junta militer pada 1 Februari 2021.

K Za Win, penyair lainnya ditembak mati saat protes di Monywa pada awal bulan Maret.

Di luar penyair seperti Khe Thi, sosok publik lainnya yang menentang junta militer juga ditahan dan disensor.

Baca Juga: Akademisi Sepakat Indonesia Harus Mainkan Peran di KTT ASEAN untuk Tanggapi Serius Krisis Myanmar

Salah satunya adalah Paing Takhon, model, aktor, dan salah satu selebritis terpopuler Myanmar.

Dikutip mediajabodetabek.pikiran-rakyat.com dari The Guardian pada 8 April 2021, dia ditahan pada jam 5.00 waktu setempat pada 8 April 2021.

Menurut Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP), sudah sekitar 780 orang meninggal karena junta militer.

"AAPP UPDATE HARIAN (09/05). 780 dibunuh oleh Junta ini. 480 ditangkap sejak kudeta. 3826 saat ini ditahan/dihukum. 1540 menghindari perintah tangkap" kata AAPP seperti dikutip mediajabodetabek.pikiran-rakyat.com dari akun Twitter @aapp_burma pada 9 Mei 2021 pukul 10.23 WIB.

Kudeta junta militer yang dilaksanakan pada 1 Februari 2021 dilakukan karena tuduhan penipuan pemilu.

Baca Juga: Amnesty International Indonesia Desak Penyelenggara KTT ASEAN 2021 untuk Ekstradisi Junta Militer Myanmar

Aung San Suu Kyi, pemenang Nobel, tadinya akan kembali menjadi penasehat negara untuk periode pemerintahan berikutnya.

Tetapi sejak kudeta, kedaulatan sekarang dipegang oleh Ming Aung Hlaing yang merupakan kepala militer Myanmar.

Mereka mendeklarasikan keadaan darurat selama setahun dan mulai menutup batasan, serta membatasi komunikasi.

Baca Juga: Organisasi Masyarakat Sipil Tolak Kehadiran Junta Militer Myanmar di KTT ASEAN

Meskipun begitu, para pengunjuk rasa masih memiliki berbagai cara untuk menyuarakan kritik mereka.

Mengutip dari The Guardian, mereka menggunakan media sosial untuk membagi video penganiayaan yang dilakukan oleh militer.

Mereka juga mengadopsi tagar #MilkTeaAlliance, yang pertama digunakan oleh pemuda di Thailand, Taiwan, dan Hong Kong untuk menyuarakan perlawanan terhadap pemerintahan otoriter.***

Editor: Eria Winda Wahdania

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler