Kolombia sementara ini tengah melakukan pemantauan secara rutin untuk varian yang muncul pada Januari 2021 guna pengambilan variant of concern (VOC).
Selama akhir minggu pertama bulan Mei, lebih dari 900 sekuens telah diunggah ke database GISAID. Namun, yang paling banyak masuk adalah dari turunan B1, yang telah menyebar sejak pandemi terjadi.
Baca Juga: Hasil Penelitian Universitas Oxford Menyatakan Vaksin Pfizer Kurang Efektif Lawan Varian Delta
Kantor berita nzherald.co.nz mengabarkan, keberadaan varian Lambda telah membingungkan para ilmuwan WHO setelah menyebar ke 30 negara di seluruh dunia selama empat minggu terakhir.
Pada bulan April 2021, peningkatan angka kasus Covid-19 di Peru disebabkan oleh varian Lambda dengan besaran mencapai 81 persen.
Kebal Vaksin
Profesor Pablo Tsukayama dari Universitas Cayetano mengatakan, strain virus tersebut telah meledak di Peru dan menunjukkan tingkat penularan yang lebih tinggi dari varian lainnya.
Baca Juga: Sudah Peroleh 197 Juta, Indonesia Kedatangan 7,5 Juta Dosis Vaksin Lagi
Pernyataan Pablo juga dipertegas oleh London's Covid-19 Genomics di Welcome Stranger Institute, Jeff Barret.
"Lambda memiliki pola unik dari tujuh mutasi pada protein lonjakan yang digunakan virus untuk menginfeksi sel manusia," kata Barret dikutip Mediajabodetabek.com dari Financial Times pada Selasa, 24 Agustus 2021.
Artikel Rekomendasi