Tetapi sejak kudeta, kedaulatan sekarang dipegang oleh Ming Aung Hlaing yang merupakan kepala militer Myanmar.
Mereka mendeklarasikan keadaan darurat selama setahun dan mulai menutup batasan, serta membatasi komunikasi.
Baca Juga: Organisasi Masyarakat Sipil Tolak Kehadiran Junta Militer Myanmar di KTT ASEAN
Meskipun begitu, para pengunjuk rasa masih memiliki berbagai cara untuk menyuarakan kritik mereka.
Mengutip dari The Guardian, mereka menggunakan media sosial untuk membagi video penganiayaan yang dilakukan oleh militer.
Mereka juga mengadopsi tagar #MilkTeaAlliance, yang pertama digunakan oleh pemuda di Thailand, Taiwan, dan Hong Kong untuk menyuarakan perlawanan terhadap pemerintahan otoriter.***
Artikel Rekomendasi