MEDIA JABODETABEK – Meskipun bentuknya butiran kecil, lada memiliki khasiat dan pengaruh yang luar biasa hingga disebut sebagai “raja rempah”.
Pengurus Pusat Dewan Rempah Indonesia (DRI) Heru D. Wardana mengatakan, sumber-sumber dari abad ke-5 juga menganjurkan lada untuk mengobati masalah kesehatan.
“Sebagai pengobatan, lada hitam mengandung antioksidan tinggi,” kata Heru dalam webinar “Membangkitkan Kejayaan Rempah Indonesia dan Peran Dokter di Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Depan”, Minggu (21/11).
Baca Juga: Mengejutkan! 5 Kegiatan Sederhana Ini Bisa Asah Kemampuan Otak, Salah Satunya Menulis dengan Tangan
Lada-lah yang dulu membuat para penjajah datang untuk menduduki Nusantara sebagai daerah penghasil rempah. Sebagai “raja” dari rempah, lada memang memiliki banyak kandungan yang berkhasiat, baik untuk masakan, obat, maupun kecantikan.
Ada banyak fungsi dari lada untuk kesehatan, termasuk untuk saluran pernapasan hingga pencernaan.
Heru menyampaikan, ini menjadi tantangan untuk para peneliti supaya dapat menghasilkan bahan-bahan aktif pada lada agar dapat diolah menjadi produk obat yang berfaedah bagi kesehatan.
Ada beberapa jenis lada, antara lain lada putih, lada hitam, dan lada hijau. Perbedaannya adalah dari proses pengolahannya.
Lada hitam diketam dari buah lada yang belum terlalu masak, warna masih kehijauan, namun sudah mengeras.
Kemudian dipanaskan dan dikeringkan hingga kulitnya mengkerut. Secara tradisional, lada hitam biasanya dipakai untuk mengobati gangguan pencernaan, diare, insomnia hingga sakit gigi.
Baca Juga: Rahasia Pola Makan ala Happy Salma, Sukses Turunkan Berat Badan hingga 16 Kilogram
Lada putih dibuat dari buah lada yang diketam saat masak, kemudian rendam di air mengalir, buang kulitnya, cuci dan jemur.
Itulah alasan mengapa aroma lada putih tidak sekencang lada hitam, karena ada beberapa bagian yang sudah dibuang.
Lada hijau sebenarnya sama dengan lada hitam, yakni belum terlalu masak saat diketam, namun itu langsung dikeringkan.
Menurut Peneliti Utama Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obt (BALITTRO) Kementerian Pertanian, Otih Rostiana, kualitas lada di Indonesia sudah diakui di seluruh dunia.
Lada putih Bangka menjadi referensi mutu lada putih terbaik di mana aromanya dapat tercium dari jauh karena kandungan minyak atsiri yang tinggi, sementara lada hitam Lampung menjadi referensi mutu lada hitam berkualitas.
Heru dan Otih menyayangkan bahwa Indonesia pernah menjadi produsen lada terbaik, namun sekarang sudah ketinggalan dari Vietnam.
“Vietnam dulu belajar menanam lada ke Bogor, sekarang dia yang menguasai,” tutur Heru.
Ia berharap rempah-rempah di Indonesia terus dikaji agar lebih berguna tidak hanya untuk bumbu masakan, tetapi juga produk lain seperti kecantikan dan kesehatan agar menjadi nilai tambah.
“Ketika jadi bahan obat, nilai tambahnya sangat besar. Bila produknya semakin luas, itu akan memberdayakan petani sehingga semakin sejahtera,” kata Heru. ***