Hasil Penelitian Universitas Oxford Menyatakan Vaksin Pfizer Kurang Efektif Lawan Varian Delta

- 23 Agustus 2021, 16:32 WIB
Seorang awak media tengah menerima vaksinasi tahap kedua
Seorang awak media tengah menerima vaksinasi tahap kedua /foto pribadi/Sadono Priyo

MEDIA JABODETABEK - Sebuah studi di Universitas Oxford menilai bahwa vaksin Pfizer kurang efektif dalam melawan varian Delta Covid-19 atau B1617 setelah empat bulan penyuntikan dosis pertama.

Namun, efikasi vaksin produksi Jerman itu masih dinyatakan dapat menawarkan perlindungan.

Diketahui, studi tersebut diterbitkan minggu lalu, di mana Pfizer digunakan untuk pemberian vaksin booster.

Baca Juga: Jackie Chan dan Joe Taslim Ikut Ramaikan Promo Shopee 9.9 Super Shopping Day!

Pihak Oxford menemukan kemanjuran vaksin Pfizer terhadap infeksi simtomatik dapat menurun secara signifikan dalam waktu 90 hari setelah penyuntikan dosis kedua menjadi 75 persen.

Sebelumnya, hal tersebut menunjukkan bahwa vaksin Pfizer awalnya lebih efektif daripada AstraZeneca, bahkan Sinovac dan Sinopharm.

Namun, sekitar empat bulan setelah dosis kedua, efikasi Pfizer dinyatakan berkurang ke titik di mana AstraZeneca menjadi lebih efektif.

Baca Juga: Vaksin AstraZeneca Diklaim Cocok untuk Semua Umur hingga di Atas 60 Tahun

Direktur Jenderal Kesehatan dr Ashley Bloomfield mengatakan, penelitian tersebut menyatakan bahwa ada tingkat kemanjuran yang berkurang.

"Studi tentang memudarnya kekebalan masih di hari-hari awal mereka, itu benar-benar melihat dan menunggu saat ini," katanya dikutip Mediajabodetabek dari nzherald.co.nz pada Senin, 23 Agustus 2021. "Jumlahnya cukup kecil, tapi itu sesuatu yang kami awasi," imbuhnya.

Negara-negara lain mulai merekomendasikan suntikan Pfizer. Salah satunya adalah Israel yang menawarkan booster. Bahkan, Amerika Serikat (AS) juga akan melakukan hal yang sama pada 20 September mendatang.

Baca Juga: Update Film Fast and Furious 10 Dipredikdikan akan Tayang 2023

Studi tersebut menjadi perhatian terhadap orang-orang yang telah melakukan vaksinasi pertama di Selandia Baru, terutama pekerja di perbatasan, yang akan segera mendekati periode di mana efikasi berkurang.

Bloomfield menghimbau bagi orang-orang yang sudah disuntik vaksin Pfizer agar tidak khawatir.

"Tidak ada bukti kemanjuran sekarang ini. Kami mulai malakukan vaksinasi pada Februari dan tidak ada yang menunjukkan, mengingat ratusan juta dosis ini telah diberikan di seluruh dunia bahwa ada kekebalan yang berkurang," terangnya.

Baca Juga: Jackie Chan dan Joe Taslim Ikut Ramaikan Promo Shopee 9.9 Super Shopping Day!

Namun demikian, Bloomfield mengatakan Pemerintah sedang dalam "pembicaraan aktif" dengan pihak Pfizer tentang mengamankan suntikan booster yang menjadi dosis tambahan dari vaksin yang ada, atau versi baru yang diubah.

"Kami sedang dalam pembicaraan aktif dengan Pfizer tentang memastikan kami akan mendapatkan akses ke suntikan booster vaksin Pfizer, baik yang mirip dengan yang sekarang, atau jika perlu di-tweak ke versi baru," pungkasnya.***

Editor: Ricky Setiawan

Sumber: nzherald.co.nz


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x