MEDIA JABODETABEK - Serangkaian serangan bom bunuh diri yang terjadi pada Kamis, 26 Agustus 2021 di Kabul, Afghanistan menyita perhatian banyak pihak.
Setidaknya, laporan terakhir menyebutkan ada 85 warga sipil tewas, termasuk 13 tentara Amerika Serikat (AS) dan 28 pejuang Taliban dalam sebuah ledakan.
Presiden AS Joe Biden mengklaim bahwa serangan tersebut dilakukan oleh kelompok Negara Islam Khorasan (ISIS-K), salah satu Fraksi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan musuh bebuyutan Taliban.
Baca Juga: Afghanistan Mencekam! Serangan Kelompok ISIS-K Bermunculan, 85 Tewas dalam Sebuah Ledakan
Organisasi Pemerhati Hak Asasi Manusia Internasional atau Human Rights Watch (HRW) mengatakan, kejadian tersebut merupakan sebuah penanda akhir dari evakuasi warga sipil Afghanistan.
"Gerbang bandara dilaporkan sekarang telah ditutup, tampaknya mengakhiri evakuasi sipil besar-besaran yang telah berlangsung," kata John Sifton, Direktur Advokasi Asia dalam sebuah keterangan tertulis pada Jumat, 27 Agustus 2021.
Sifton berasumsi bahwa warga sipil di bandara Kabul akan dievakuasi dengan penerbangan yang tersisa, dibarengi dengan evakuasi pasukan militer.
Baca Juga: Terjadi Ledakan Dahsyat di Kabul, Kondisinya Mengerikan
Kejadian yang menimbulkan eksodus besar-besaran warga Afghanistan ke luar negeri. Ia mengatakan bahwa mereka akan menghadapi resiko tertentu dan hanya bisa melarikan diri melalui jalur darat, atau mencari perlindungan hingga penerbangan menjadi lebih layak.
"Banyak yang akan bergantung pada apakah Taliban mengizinkan penerbangan sipil untuk dilanjutkan, dan apakah warga Afghanistan yang berisiko akan diizinkan untuk pergi," tuturnya menambahkan.
Artikel Rekomendasi