Ada Wacana Impor Beras, Ombudsman : Tidak Perlu Impor Beras Dulu

- 24 Maret 2021, 22:27 WIB
Ilustrasi impor beras.
Ilustrasi impor beras. /ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

MEDIA JABODETABEK-Ombudsman Republik Indonesia meminta Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk menunda keputusan kebijakan impor beras.

Dalam konferensi pers daring yang diadakan di Jakarta pada Rabu 24 Maret 2021, Anggota Ombudsman, Yeka Hendra Fatika menyatakan bahwa Indonesia tidak memerlukan impor beras dalam waktu dekat.

“Ombudsman RI menyatakan meminta Kementerian Perekonomian untuk melaksanakan rakortas (rapat koordinasi terbatas) keputusan impor beras, bukan menunda pelaksanaan, hingga menunggu perkembangan panen dan pengadaan Perum Bulog paling tidak sampai awal Mei,"ungkap Yeka sebagaimana dikutip oleh Mediajabodetabek dari ANTARA.

Baca Juga: KPK Tahan Pejabat BPN Atas Dugaan Gratifikasi dan TPPU

Hal ini mengacu pada data yang dihimpun oleh Ombudsman RI dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan juga Kementerian Perdagangan.

Yeka mengungkapkan berdasarkan data di Kementerian Perdagangan, stok beras di gudang Perum Bulog mencapai 883.585 ton dengan rincian 859.877 ton cadangan beras pemerintah (CBP), dan 23,7 ribu ton beras komersil.

Baca Juga: Prakerja Gelombang 16 Segera Dibuka, Berikut Syarat dan Tata Cara Pendaftarannya

Dari jumlah stok CBP tersebut, terdapat stok beras turun mutu sebanyak 400 ribu ton, yang berasal dari pengadaan dalam negeri di periode 2018-2109 dan importasi pada tahun 2018.

Sehingga total stok beras yang layak konsumsi kurang dari 500 ribu ton di gudang Bulog.

Sedangkan stok beras di tempat lain berdasarkan data Kementerian Perdagangan per Februari 2021 yaitu;

•Sekitar 1 juta ton di penggilingan
•6.300 ton di lumbung pangan masyarakat
•36 ribu ton di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC)
•260.2 ribu ton di Horeka
•3.2 juta ton di rumah tangga

Baca Juga: PSIS Semarang vs Tira Persikabo, Pratama Arhan: Tidak Ingin Mengulangi Kejadian Saat Melawan Barito Puitera

Sehingga jumlah stok beras sekitar 6 juta ton kurang sedikit. Namun ketersediaan stok beras siap pakai di gudang Bulog bisa segera terpenuhi karena panen raya padi sedang berlangsung.

Berdasarkan pemaparan Yeka, salah satu indikator kecukupan dan kelangkaan stok beras dapat dilihat dari pasokan beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).

Pasokan beras di PIBC sendiri saat ini cenderung di angka 3.300-3.500 ton per hari.

Baca Juga: DPR Tunda Penerapan Sertifikat Tanah Elektronik

Angka tersebut mengindikasikan kalau panen raya padi sedang berlangsung.

“Normalnya itu pasokan beras PIBC 3.000 ton per hari, kalau sudah 2.000 ton per hari mulai gelisah dan harga naik, kalau 1.000 ton itu sudah terjadi kelangkaan," ungkap Yeka.

Yeka menjelaskan, berdasarkan hasil survei BPS disebutkan bahwa luas panen padi periode Januari-April tahun ini sebanyak 4.6 juta ha diperkirakan akan menghasilkan 25.3 juta ton gabah kering giling.

Baca Juga: Saat Band Carnivore Tanggapi Isu Rasisme di Amerika Serikat Lewat Lagu Race War, Berikut liriknya

Gabah tersebut akan menjadi beras sebanyak 14.5 juta ton.

Jumlah ini naik sebesar 26,8 persen dibandingkan dengan periode Januari-April 2020.

Sehingga berdasarkan data-data tersebut Ombudsman menilai saat ini pemerintah Indonesia tidak memerlukan impor beras dalam waktu dekat.***

Editor: Ricky Setiawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x