MEDIA JABODETABEK – Selama dua tahun berturut-turut, Laila Aicha Moujahid menjalani puasa di bulan suci Ramadhan di bawah kondisi COVID-19.
Dimana ia tidak dapat berbuka puasa dengan kedua putrinya di ruang yang sama, melainkan melalui panggilan video.
Laila mengatakan, jika dirinya sangat merindukan suasana puasa bisa berbuka bersama dengan keluarga dan menjalani shalat di masjid.
Baca Juga: Berpuasa di Tengah Kompetisi yang Ketat, Inilah 5 Pesepak Bola Muslim yang Bermain di Eropa
“Apa yang saya rindukan di masijd, ibadahnya, berbuka puasa dan semua itu. Ini tidak sama.” ujar Laila, dikutip Mediajabodetabek.com dari Reuters pada Jumat 30 April 2021.
Namun demikian, aspek komunal yang membentuk bagian sentral bulan Ramadhan untuk banyak orang Muslim sangatlah berbeda.
Di Perancis, rumah bagi populasi Muslim terbesar di Uni Eropa, jam malam nasional yang dimulai dari pukul 7 malam diberlakukan guna menghindari lonjakan kasus COVID-19 dimana shalat malam hari atau tarawaih yang biasa dilakukan di bulan Ramadhan ditiadakan.
Sementara itu, buka puasa hanya diberlakukan untuk keluarga dan teman terdekat.
Pada umumnya, anak perempuan Mujahid dewasa akan bergabung. Namun, kali ini mereka berbuka puasa di rumahnya masing-masing.
“Saat COVID tidak ada, kami buka puasa bersama sekeluarga. Tapi sekarang dengan adanya COVID, kami harus mengurangi jumlah orang agar tetap rendah,” kenang suaminya, pemilik bisnis Aziz El Moujahid.
Ketika ia berdoa, ia mengatakan bahwa ia meminta keadaan kembali normal.
“Semoga Tuhan memberkati kami, Tuhan menerima ibadah puasa kami, doa-doa kami, dan penyakit COVID ini berlalu,” tutupnya. ***
Artikel Rekomendasi