MEDIA JABODETABEK – Maskapai penerbangan dari Inggris, Virgin Atlantic mengatakan mereka menginginkan perjalanan Inggris-Amerika Serikat dibuka kembali pada tanggal 17 Mei setelah melaporkan kerugian sebesar GBP 659.000.000 atau sekitar Rp13,2 triliun dengan kurs Rp20.072,5 (xe.com) sebelum pajak di tahun 2020 yang menjadi sorotan akibat dari pandemi.
Virgin menyampaikan jumlah penumpang turun 80% tahun lalu dibanding tahun 2019 setelah COVID-19 membuat banyak pesawat disimpan.
Seperti kebanyakan maskapai penerbangan lainnya, mereka ingin kembali terbang dalam skala sebesar itu namun ada kekhawatiran tentang apa yang akan terjadi.
Inggris menyatakan bahwa tanggal 17 Mei adalah tanggal paling awal perjalanan dapat dimulai kembali tetapi belum mengungkapkan negara mana saja yang boleh dikunjungi.
Rute transatlantic sebelumnya menyokong 80% dari pendapatan Virgin dan maskapai ini sangat ingin melihat Amerika Serikat dibuka.
Direktur Eksekutif Virgin, Shai Weiss mengatakan, “Dengan program vaksinasi terkemuka dunia di Inggris dan AS dan bukti mendukung pembukaan kembali yang aman melalui pengujian, ada peluang yang jelas untuk membuka perjalanan dan tidak ada alasan untuk menunda setelah 17 Mei.”
Virgin dimiliki 51% oleh pemilik Virgin Group, Richard Branson dan 49% dimiliki oleh Delta Air Lines Inc., Amerika Serikat.
Artikel Rekomendasi