MEDIA JABODETABEK – Pertumpahan darah terhadap penggulingan pemimpin de-facto Aung San Suu Kyi masih terjadi.
Militer Myanmar menyalahkan para demonstran yang tidak setuju dengan penggulingan kekuasaan.
Dilansir dari Antara, Junta Myanmar telah mencoba untuk membenarkan aksi kudeta yang mereka langsungkan pada 1 Februari 2021 lalu.
Baca Juga: PBB Akan Serius Tangani Tindakan Rasisme Anti Asia di AS
Mereka mengatakan Aung San Suu Kyi berbuat curang pada pemilu November 2020 lalu. Suu Kyi masih ditahan hingga saat ini.
Militer Myanmar menuduh demonstran melakukan pembakaran dan kekerasan, yang akhirnya mengakibatkan 164 demonstran tewas dalam peristiwa brutal itu.
Juru Bicara Junta, Zaw Min Tun menyatakan kesedihan atas banyaknya korban jiwa, namun ia juga menyalahkan aksi unjuk rasa yang mengakibatkan sembilan anggota pasukan keamanan tewas.
“Bisakah kita menyebut mereka pengunjuk rasa damai? Negara atau organisasi mana yang menganggap kekerasan ini damai?”, kata Zaw Min, seperti dikutip Mediajabodetabek.com dari Antara.
Artikel Rekomendasi