AS dan Sekutunya Lancarkan Serangan Balasan Terhadap Kelompok ISIS-K di Afghanistan

28 Agustus 2021, 15:50 WIB
Ilustrasi Bendera Amerika Serikat /Pixabay/Angelique Johnson

MEDIA JABODETABEK - Pasukan Barat pada Sabtu, 28 Agustus 2021 bersiap melancarkan serangan balik lebih lanjut sebagai tanggapan atas teror bom bunuh diri di kota Kabul, Afghanistan oleh Negara Islam Khorasan (ISIS-K), afiliasi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Dalam laporan terakhir yang dilansir Mediajabodetabek.com dari Reuters, setidaknya ada 92 korban tewas, termasuk 13 personel tentara Amerika Serikat (AS) dalam ledakan yang terjadi pada Kamis kemarin.

Baca Juga: Afghanistan Mencekam! Serangan Kelompok ISIS-K Bermunculan, 85 Tewas dalam Sebuah Ledakan

Balasan yang dilancarkan oleh tentara AS berupa serangan drone atau pesawat tak berawak.

"Indikasi awal adalah bahwa kami membunuh target. Kami tahu tidak ada korban sipil," kata militer AS dalam sebuah keterangan tertulis, dikutip Mediajabodetabek.com dari Reuters pada Sabtu, 28 Agustus 2021.

Komando Pusat AS melaporkan, serangan itu terjadi di provinsi Nangarhar, timur Kabul dan berbatasan dengan Pakistan. Namun, mereka tidak menyebutkan apakah target itu berkaitan dengan serangan di bandara.

Baca Juga: Tanggapi Serangan di Kabul, HRW Desak Dewan Keamanan PBB Fokus Pada Krisis Kemanusiaan di Afghanistan

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih menyatakan serangan balasan pada Kamis. Menurutnya, kejadian tersebut merupakan yang terparah dalam beberapa dekade.

Pentagon juga menyebutkan, pihak AS telah mengevakuasi sekitar 111.000 orang keluar dari Afghanistan dalam dua minggu terakhir, tepatnya semenjak kelompok Taliban mengambil alih pemerintahan.

Juru Bicara Pentagon John Kirby mengatakan, AS yakin jika masih ada ancaman "spesifik dan kredibel" terhadap bandara setelah pengeboman di salah satu gerbangnya.

Baca Juga: AS Khawatirkan Kemungkinan Serangan ISIS-K Selama Evakuasi Warganya Setelah Pendudukan Taliban di Afghanistan

"Kami tentu siap dan mengharapkan upaya di masa depan. Kami memantau ancaman ini, sangat, sangat spesifik, hampir secara real time," katanya di Washington.

Kedutaan Besar AS untuk Afghanistan telah memperingatkan warganya untuk menghindari bandara Kabul karena potensi ancaman keamanan dan mereka yang berada di gerbangnya juga harus segera pergi.

Pasukan AS dan sekutu Barat lainnya berlomba untuk menyelesaikan evakuasi warga mereka dan orang Afghanistan untuk menarik diri dari kota Kabul. Upaya tersebut akan dilakukan hingga tenggat waktu yang akan jatuh pada hari Selasa, 31 Agustus sebagaimana perintah Biden.

Baca Juga: Mantan Pejabat Tinggi Afghanistan yang Kini Beralih Profesi Jadi Kurir, Sayed Sadaat: Saya Tidak Bersalah

Diketahui, jumlah warga Afghanistan yang belum dievakuasi masih tergolong banyak sejak 15 Agustus lalu.

Lewat dalih moderasi kontrol pemerintahan, Taliban juga diketahui telah mencoba untuk lebih mengedepankan hak asasi manusia untuk masa depan Afghanistan.

Pentagon sebelumnya juga telah memperingatkan Taliban akan adanya potensi serangan dari musuh bebuyutannya, yakni ISIS-K, kelompok yang muncul di timur Afghanistan pada tahun 2014 dan membuat terobosan ke daerah lain, terutama di utara.***

Editor: Eria Winda Wahdania

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler