Jalankan Ibadah Ramadhan di Tengah Pandemi, Ahli Kesehatan Ini Ungkapkan Puasa Bisa Tangkal Corona

- 14 April 2021, 04:19 WIB
Tuntunan PP Muhammadiyah bagi tenaga kesehatan Covid-19 yang sedang bertugas, boleh meninggalkan puasa.
Tuntunan PP Muhammadiyah bagi tenaga kesehatan Covid-19 yang sedang bertugas, boleh meninggalkan puasa. /ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak

MEDIA JABODETABEK - Umat Muslim sedunia mulai menjalankan ibadah Bulan Ramadhan 2021.

Tak berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini bulan Ramadhan masih dirayakan di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Walau begitu ada kabar baik.

Baca Juga: Lirik Lagu Hitam Putih 420 atau Fourtwnty, Kembali Populer dan Banyak yang Mencari, Lagunya Sangat Sedih

Di mana para ahli mengungkap puasa bisa menjadi salah satu cara untuk menangkal virus corona.

Para ahli mebeberkan bagaimana puasa justru bisa membunuh virus dan bakteri.

Telah menjadi rahasia umum jika hingga kini kita belum tahu kapan pandemi corona ini akan berakhir.

Baca Juga: Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany Lengser, Jabatan Sementara Akan Diisi Oleh Pelaksana Harian

Seiring negan berjalannya waktu makin banyak pertanyaan muncul.

Salah satunya adalah apakah virus corona masih akan mewabah saat bulan puasa nanti?

Dikutip MediaJabodetabek.com dari National Health Service, salah satu manfaat puasa bagi kesehatan adalah mengistirahatkan saluran pencernaan (usus) beserta enzim dan hormon, yang biasanya bekerja untuk mencerna makanan terus menerus selama kurang lebih 18 jam.

Anggapan senada disampaikan oleh Dr Amir Khan, seorang dokter di National Health Service (NHS) dan dosen senior di Inggris.

Menurutnya, tubuh akan mendaur ulang banyak sel kekebalan yang lama atau rusak sebagai upaya menghemat energi saat berpuasa.

Baca Juga: Sambut Ramadhan 1442 H, Mohamed Salah dan Mesut Ozil: Semoga Diampuni Segala Dosa Kita

“Sel-sel baru ini lebih cepat dan efisien dalam memerangi infeksi sehingga kekebalan tubuh secara keseluruhan akan meningkat,” tulis Dr Amir Khan seperti dilansir dari Aljazeera, Jumat 23 April 2020.

Dengan berpuasa, sebagaimana saluran pencernaan dapat istirahat selama 14 jam.

Saat sistem pencernaan beristirahat itulah, energi tubuh menjadi lebih terarah untuk proses perbaikan sel-sel dan sistem jaringan yang rusak.

Baca Juga: Hyundai Bermitra dengan Uber untuk Memasok Kendaraan Listrik

Salah satunya adalah mengeluarkan toksin atau racun tubuh, sehingga mencegah toksemia (keracunan dalam darah).

Toksemia adalah kondisi yang terjadi ketika toksin atau racun menumpuk di dalam tubuh, termasuk bakteri dan virus.

Lantas, bagaimana cara puasa mengeluarkan racun tubuh?

Gambarannya, sel-sel tubuh kita memperoleh makanan dari darah.

Baca Juga: PSG vs Bayern Munchen Berakhir 0-1 di Babak Pertama

Sedangkan darah memperolehnya dari usus. Usus menyerap makanan dari setiap zat yang kita konsumsi.

Jika ada racun dalam saluran usus, racun akan terserap dan ikut beredar bersama darah ke setiap sel-sel tubuh.

Proses detoksifikasi tersebut terjadi pada usus besar, hati, ginjal, paru, kelenjar getah bening, serta kulit.

Racun bisa berasal dari dalam (endogenus) atau dari luar (eksogenus).

Baca Juga: Presiden Jokowi Tandatangani Kepres Terkait Cuti Bersama Untuk ASN Hanya 2 Hari Saja

Racun endogenus adalah racun yang berasal dari sisa metabolisme, radikal bebas, produksi hormon berlebihan akibat stres, gangguan fungsi hormon, dan bakteri penyakit yang sudah ada di dalam tubuh.

Sementara racun eksogenus adalah polutan, obat-obatan, hormon pada ternak, produk susu, makanan yang diproses, lemak trans, dan mikroba.

Puasa yang dilakukan di bulan Ramadan bisa dibilang merupakan cara mudah dan aman berdetoks.

Baca Juga: Jin Ji Hee dan Choi Ye Bin Bicarakan Hubungan Asmara Mereka dengan Para Ibu di Layar di Penthouse 2

Saat berpuasa, secara alami usus akan membersihkan diri.

Di saat yang sama, organ tubuh lainnya seperti hati dan lambung juga akan beristirahat.

Hati menjadi tempat menyaring segala sesuatu yang dikonsumsi maupun dihirup manusia, termasuk yang diserap dari permukaan kulit.

Saat berpuasa, hati diberi kesempatan sekian jam untuk beristirahat.

Sementara lambung merupakan keranjang makanan yang tidak protes meski yang masuk adalah makanan tidak sehat.

Baca Juga: Sedang Viral, Grogi Saat Akad Nikah, Pengantin Pria ini Malah Cium Tangan Istrinya

Alhasil, sistem pencernaan pun menjadi lebih bersih dan mendorong penguatan fungsi enzim dan hormon terkait, guna mendukung upaya menjaga metablisme tubuh tetap pada kondisi terbaiknya.

Namun, tetaplah ingat untuk mengonsumsi makanan sehat dan bergizi secara cukup di saat sahur dan buka puasa, agar manfaat baik yang didapat oleh tubuh kian maksimal.

Dengan pilihan makanan yang tepat saat sahur dan buka, sel-sel tubuh tak akan kekurangan energi selama 14 jam puasa,metabolisme tubuh pun tak akan terganggu.***

Editor: Ricky Setiawan

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah