Jangan Biarkan Anemia Terjadi pada Anak

21 Februari 2021, 16:00 WIB
ilustrasi anak tidak bersemangat /pixabay/ RachelBostwick

MEDIA JABODETABEK - Seperti yang sudah banyak diketahui, anemia merupakan kondisi ketika jumlah sel darah merah atau konsentrasi pengangkut oksigen dalam darah (Hb) tidak mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh. 

Orang tua seringkali tidak menyadari gejala anemia pada anak, sehingga terlambat menyadari kehadiran penyakit ini pada anak mereka.

Gejala anemia pada anak seperti kehilangan selera makan, sulit fokus, penurunan sistem kekebalan tubuh dan gangguan perilaku atau orang awam lebih mengenal dengan Gejala 5L (lesu, lemah, letih, lelah, lunglai), wajah pucat, kunang-kunang.

Baca Juga: Peran Penting Sarapan Sehat Bagi Tumbuh Kembang Anak

Berdasarkan laporan Anemia Convention 2017, prevalensi anemia di Asia Tenggara dan Afrika mencapai 85%, dengan wanita dan anak-anak sebagai penderita terbanyak.

Terdapat 202 juta wanita di Asia Tenggara dan 100 juta wanita di Pasifik Barat berusia 15-49 tahun yang terjangkit anemia.

Sementara secara global, 41,8% wanita hamil dan hampir 600 juta anak usia prasekolah dan usia sekolah menderita anemia, di mana 60% dari kasus wanita hamil dan sekitar setengah dari kasus anemia pada anak disebabkan oleh kekurangan zat besi

Tercukupinya nutrisi dalam 1000 hari pertama kehidupan merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap anak, dan ini harus dimulai sejak bayi masih dalam kandungan.

Baca Juga: Kekurangan Iodium Bisa Sebabkan Perkembangan Otak Terganggu

Ginekolog MA. Corazon Zaida N. Gamila, M.D., FPOGS  mengungkapkan, peran Zat Besi sebagai salah satu Mikronutrisi yang dibutuhkan ibu hamil selama kehamilan yang menentukan kualitas kesehatan anak dimasa depan. 

Anemia Defisiensi Besi (ADB) pada ibu hamil meningkatkan risiko terjadinya pendarahan, pre-eklamsia, dan infeksi. Ibu hamil yang menderita ADB juga berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, bayi dengan anemia ataupun kekurangan zat besi, bahkan kematian pada bayi.

Dr. Murti Andriastuti Sp.A(K) yang hadir dalam acara Pediatric Forum beberapa waktu lalu menjelaskan, bahwa Anemia Defisiensi Besi (ADB) merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi pada anak-anak.

Baca Juga: Mencukupi Kebutuhan Energi untuk Otak Anak dengan Isomaltulosa

Komplikasi jangka panjang ADB dapat meliputi gangguan sistem kardiovaskular, sistem imun, gangguan perkembangan, psikomotor serta kognitif.

“Anemia sendiri dapat disembuhkan, namun komplikasi yang timbul dapat bersifat permanen dan tidak dapat diperbaiki. Untuk itu pemberian suplementasi zat besi sebaiknya dilakukan sejak dini, sebelum defisiensi besi pada anak menjadi Anemia Defisiensi Besi." Ungkap Dr. Murti.***

 

 

Editor: Naja Nuroni

Tags

Terkini

Terpopuler