Tak Ada Hari Kartini Ketika Era Orde Baru , Kok Bisa ?

- 21 April 2021, 09:20 WIB
Ilustrasi RA Kartini Habis Gelap Terbitlah Terang
Ilustrasi RA Kartini Habis Gelap Terbitlah Terang /Instagram @hijabindokece/

Lebih lanjut Cote menegaskan, rezim Orde Baru membangun konstruksi sejarah atas identitas Kartini menjelang akhir hayatnya. Seakan sang emansipatoris mengajak perempuan Indonesia menyerah pada kodrat, seperti menikah.

Baca Juga: Yuk Ikut Cara Asri Welas Hindari ‘Food Waste’

Hal tersebut juga ditegaskan oleh Chilla Bulbeck dalam Sex, love and feminism in the Asia Pacific: a cross-cultural study of young people's attitudes (2009). Ia menjelaskan bahwa Kartini merupakan gambaran perempuan dalam sudut pandang feodal.

"Setelah tahun 1965, bagaimanapun, Orde Baru telah mengatur ulang citra Kartini dari yang pembebas, perempuan radikal untuk satu yang digambarkan sebagai seorang istri yang berbakti dan anak patuh, karena hanya seorang wanita mengenakan kebaya yang bisa memasak," terangnya.

Namun, sebagian pihak tetap menilai Kartini merupakan salah satu penggagas gerakan feminis di Indonesia selain Cut Nyak Dien, Cut Nyak Meutia, Martha Christina Tiahahu, dan Nyi Ageng Serang.***

Halaman:

Editor: Ricky Setiawan


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini