Tak Ada Hari Kartini Ketika Era Orde Baru , Kok Bisa ?

- 21 April 2021, 09:20 WIB
Ilustrasi RA Kartini Habis Gelap Terbitlah Terang
Ilustrasi RA Kartini Habis Gelap Terbitlah Terang /Instagram @hijabindokece/

Meski demikian, peringatan Hari Kartini selalu dipenuhi dengan acara-acara seremonial dan festival saja, di mana anak perempuan memakai kebaya, sedangkat yang laki-laki memakai beskap atau pakaian adat lainnya.

Namun, mengapa demikian Hari Kartini dirayakan lewat seremonial saja?

Baca Juga: Viral! Seorang Pria Melakukan Pelcehan Dengan Memegang Bokong Wanita yang Sedang Shalat

Hari Kartini di Masa Orde Baru

Lewat penganugerahan gelar pahlawan pada Kartini, Presiden Soekarno memilihnya sebagai wujud perempuan pribumi progresif.

Sejarawan Joost Cotè dalam Kartini: The Complete Writings, 1898–1904 (2014) menerangkan, Kartini merupakan salah satu tokoh perempuan penting dalam penumpasan kolonialisme Belanda di Indonesia.

"Dalam konteks kolonial Jawa, visi Kartini tentang perempuan baru sebagai pendidik sosial, pengasuh generasi baru yang tercerahkan, tidak hanya meresmikan transformasi radikal, peran perempuan tradisional tetapi juga membangun nasionalis dan politik yang signifikan," tulisnya.

Baca Juga: 5 Keutamaan dan Kejaiaban Mebaca Istighfar Selama Menjalani Ibadah Pusa Ramadhan

Namun, saat Soeharto memimpin kudeta yang menggulingkan Presiden Soekarno lewat Gestok 1965, peringatan Hari Kartini dinilai mengalami pergeseran makna.

Cote menggambarkan, rezim Orde Baru coba mengubah identitas Kartini menjadi seorang putri yang keibuan dan jauh dari kata emansipasi.

Halaman:

Editor: Ricky Setiawan


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini