International Women's Day 2021, Kekerasan Seksual Masih Jadi Penyakit Serius di Indonesia

- 8 Maret 2021, 16:46 WIB
Kelompok Aliansi Perempuan Lampung gelar aksi long march untuk memperingati International Women's Day
Kelompok Aliansi Perempuan Lampung gelar aksi long march untuk memperingati International Women's Day /Dian Hadiyatna/Antara

Komnas Perempuan juga mencatat, selama tahun 2020, terdapat kasus-kasus tertinggi dalam pola baru yang tergolong ekstrim seperti, peningkatan angka dispensasi pernikahan (perkawinan anak) sebesar 3 kali lipat tanpa adanya pengaruh dari pandemi Covid-19. Perbandingannya adalah dari 23.126 kasus di tahun 2019, naik sebesar 64.211 kasus di tahun 2020.

Selain perkawinan anak, juga terdapat peningkatan kasus kekerasan berbasis gender siber (KBGS) yang dilaporkan langsung ke Komnas Perempuan dengan jumlah 241 kasus pada tahun 2019, dan naik menjadi 940 kasus di tahun 2020.

Tak hanya itu, Komnas Perempuan juga melaporkan pada tahun 2019 terdapat 126 kasus, dan meningkat menjadi 510 kasus di tahun 2020.

Baca Juga: Kim Ji Young: Born 1982, Film untuk Merayakan International Women’s Day

Di lain hal, Komnas Perempuan melaporkan jika terdapat penurunan angka terhadap kasus inses. Semula berjumlah 822 kasus pada tahun 2019, secara signifikan menurun jadi 215 kasus.

Masyarakat Patriarkal Indonesia

Di sisi lain, budaya patriarki justru dikatakan masih mengakar di Indonesia. Hal tersebut hingga kini masih menjadi konsenterasi bagi kaum perempuan dalam menjalani kehidupan di negara dengan masyarakat yang 'masih' patriarkal dan patrilinear.

Bressler dan Charles E. dalam Literary Criticism: An Introduction to Theory and Practice (2007) menerangkan, patriarki sendiri adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam peran kepemimpinan politik, otoritas moral, hak sosial dan penguasaan properti.

Baca Juga: Isra Miraj, Berikut Kumpulan Kata-Kata Ucapan Memperingati Isra Mi'raj 27 Rajab 144 H 11 Maret 2021

Pendiri PurpleCode Collective Dhyta Caturani menyebut patriarki di Indonesia masih tergolong kuat. Ia mengatakan jika laki-laki masih menempati posisi-posisi tertingi atau hak-hak khusus pada semua lini kehidupan.

Halaman:

Editor: Ricky Setiawan


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah