Kim Ji Young: Born 1982, Film untuk Merayakan International Women’s Day

- 8 Maret 2021, 16:10 WIB
Film "Kim Ji Young: Born 1982" bercerita tentang seorang ibu muda berusia 30-an yang hidup bahagia bersama keluarga kecilnya.
Film "Kim Ji Young: Born 1982" bercerita tentang seorang ibu muda berusia 30-an yang hidup bahagia bersama keluarga kecilnya. /
 
MEDIA JABODETABEK-International Women’s Day diperingati setiap 8 Maret.
 
Banyak cara untuk memperingati International Women’s Day. Salah satunya dengan menonton film yang bertema kesetaraan gender.
 
Salah satu film yang menangkat isu tersebut adalah film Korea Selatan berjudul Kim Ji Young: Born 1982.
 
 
Kim Ji Young: Born 1982 diangkat dari novel laris berjudul sama karya Cho Nam Joo.
 
Novel ini telah dialihbahasakan ke 16 bahasa.
Film Kim Ji Young: Born 1982 pertama kali dirilis di Korea Selatan pada Oktober 2019 dan disutradarai oleh sutradara wanita, Kim Do Young. 
 
Sama seperti novelnya, film Kim Ji Young juga sempat menuai kontroversi di Korea Selatan, karena mengangkat isu feminisme yang masih agak tabu untuk dibahas di negara tersebut.
 
 
Film Kim Ji Young: Born 1982 menandai proyek kerjasama Jung Yu Mi dan Gong Yoo yang ketiga. Setelah film Train to Busan dan Silenced.
 
Kim Ji Young (diperankan oleh Jung Yu Mi) adalah seorang wanita Korea biasa yang berusia 30an Korea.
 
Setelah menikah dan menjadi ibu dari seorang putri, Kim Ji Young harus mengorbankan banyak hal termasuk karirnya.
 
 
Kim Ji Young merasa bahagia dengan berusaha keras untuk membesarkan putrinya dan tetap meyakini bahwa ia baik-baik saja.
 
Tetapi, suaminya, Jung Dae Hyeon (diperankan oleh Gong Yoo) memperhatikan bahwa kehidupan dan rutinitas sehari-hari yang monoton sebagai ibu rumah tangga telah membebani Ji Young lebih dari yang Ji Young sendiri sadari.
 
Khawatir, Dae Hyeon mendatangi psikiater dan mengatakan, bahwa istrinya seringkali berubah menjadi orang lain.
 
 
Dae Hyeon mengatakan bahwa Ji-young terkadang mulai berbicara dengan cara sangat mirip dengan ibunya, sahabat lamanya yang meninggal saat melahirkan, juga mendiang neneknya.
 
Film ini menggambarkan tentang budaya patriarki di Korea Selatan. Dimana menjadi pria lebih memiliki banyak hak istimewa daripada perempuan.
 
Seperti, promosi jabatan dan kurang dihargainya perempuan di tempat kerja.
 
Kim Ji Young tumbuh di keluarga yang patriarki, dimana ayahnya dan neneknya lebih mengistimewakan anak laki-laki daripada perempuan.
 
 
Setelah menikah dan memiliki anak, Kim Ji Young tidak memiliki ruang gerak untuk melakukan apa yang ingin dia lakukan, walaupun suaminya mendukung. Seperti keinginan Kim Ji Young untuk kembali bekerja.
 
Kim Ji Young juga mengalami penghakiman dari masyarakat bahwa kehidupan ibu rumah tangga itu mudah, karena tidak perlu lelah untuk bekerja, cukup dengan mendapatkan uang suami.
 
Semua hal yang telah dilalui Kim Ji Young, terukir di alam bawah sadarnya dan membuatnya terkadang berubah menjadi orang lain.***

Editor: Yesa Novianti Putri Ashari

Sumber: Viu


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x