BPOM Izinkan Pemakaian Darurat Vaksin Moderna, Aman Untuk Usia 18 Sampai 65 Tahun

2 Juli 2021, 20:35 WIB
Vaksin Moderna diklaim dikembangkan dan diproduksi sebelum pandemi berlangsung /Pixabay/spencerbdavis1/

MEDIA JABODETABEK – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) untuk vaksin COVID-19 Moderna, Inc. di Indonesia.

Pemakluman EUA untuk vaksin Moderna dilakukan dengan meninjau hasil kajian dari Tim Ahli Komite Nasional Penilai Vaksin COVID-19 dan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization [ITAGI]).

“Tugas BPOM mendukung pemerintah memberikan jaminan dan evaluasi bahwa vaksin yang dapat masuk di Indonesia memenuhi aspek kualitas, mutu keamanan, dan efikasi,” kata Kepala BPOM Penny K Lukito dalam konferensi pers virtual yang diawasi di Jakarta, Jumat 2 Juli 2021.

Baca Juga: Aturan lengkap PPKM Darurat Mulai 3 Sampai 20 Juli 2021, Salah Satunya WFH 100 Persen

Penny menyatakan EUA untuk vaksin Moderna adalah penggunaan izin darurat vaksin COVID-19 kelima yang dipublikasikan oleh BPOM.

Sebelumnya, BPOM merilis izin penggunaan darurat untuk CoronaVac dari Sinovac Life Sciences China, vaksin COVID-19 dari Sinovac yang diproduksi PT Bio Farma, vaksin buatan AstraZeneca dari Covax Facility dan vaksin Sinopharm yang didapat dari Beijing Bio-Institute of Biological Products.

Baca Juga: Garuda Indonesia Menyediakan Layanan Vaksin COVID-19 Gratis untuk Para Penumpang

Penny mengungkapkan bahwa vaksin COVID-19 dari Moderna adalah vaksin berbasis mRNA pertama yang memperoleh izin penggunaan darurat dari BPOM.

Pemerintah Indonesia memperoleh vaksin produksi Moderna, Inc., perusahaan bioteknologi yang berbasis di Amerika Serikat melalui Covax Facility.

Baca Juga: Jokowi Resmi Terapkan PPKM Darurat Mulai 3 Sampai 20 Juli 2021 di Jawa dan Bali

Menurut pedoman BPOM, vaksin Moderna dapat digunakan untuk kelompok warga berusia 18 tahun ke atas melalui injeksi intramuskular dengan dosis 0,5 ml sebanyak dua kali dalam rentang waktu satu bulan.

Hasil riset BPOM bersama tim ahli menunjukkan bahwa reaksi lokal dan sistematik vaksin Moderna secara umum bisa ditoleransi.

Baca Juga: Patuh Pada Ketua Adat, Suku Badui Hingga Tidak Ada yang Terkenan Kasus COVID-19

“Kejadian yang paling sering adalah nyeri di tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, dan sendi. Ini umumnya didapatkan setelah suntikan kedua,” tambah Penny.

Kemujaraban vaksin tersebut berdasarkan data uji klinik fase tiga sampai 94,1 persen pada orang dalam kelompok usia 18 hingga 65 tahun dan 86,4 persen pada orang dalam kelompok usia 65 tahun ke atas.

“Vaksin ini juga memberikan profil keamanan dan efikasi yang sama pada populasi dengan komorbid seperti paru kronis, jantung, obesitas, diabetes, liver, hati, dan HIV,” tutup Penny. ***

 

Editor: Ricky Setiawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler