MEDIA JABODETABEK - Ibadah Haji merupakan rukun islam yang kelima wajib dilaksanakan bagi umat muslim terutama bagi yang mampu.
Adapun dalil yang mewajibkan ibadah haji terdapat dalam surat Ali Imran ayat
97 yang artinya :
"Menunaikan haji adalah kewajiban manusia kepada Allah, yaitu bagi orang
yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah."
Baca Juga: Pengertian dan Keutamaan Ibadah Haji Yang Harus Anda Ketahui
syarat untuk melaksanakan ibadah haji adalah, tentu beragama islam, berakal,
sehat jasmani, baligh, merdeka, mampu secara fiancial.
Sedangkan rukun haji ada perbedaan pendapat dari empat mazhab, berikut rukun
menunaikan ibadah haji menurut empat mazhab.
Mazhab Syafi'i : Wukuf di Arafah, tawaf ifadhah, sa'i, tahalul dan tertib.
Mazhab maliki dan Hambali memiliki persamaan yakni, Ihram, Wukuf di Arafah,
tawaf Ifadhah dan Sa'i.
Sedangkan untuk mazhab Hambali hanya dua rukun haji yang harus dijalankan
yakni, Wukuf di Arafah dan Tawaf Ifadha.
Apa saja Keutaman ibadah Haji.
1.Ibadah haji memiliki amalan paling utama, dalam sebuah hadis dari Abu
Hurayrah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
"Apa amalan yang paling utama?" Beliau menjawab, "Beriman kepada Allah."
Kemudian apa lagi?" Beliau menjawab, "jihad dijalan Allah." Kemudian apa
lagi?" "Haji mabrur", jawab Rasullallah. (H.R Bukhari no 1519)"
2.Dijamin masuk surga jika hajinya mabrur
Dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Mas'ud, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Iringilah haji dengan umrah, karena keduanya menghilangkan kefakiran dan
dosa-dosa laksana api yang menyala-nyala mencairkan besi, emas, serta perak,
dan tiada pahalah untuk haji yang mabrur selain surga." (HR. al-Tirmizi
serta disahihkan oleh al-Nasa'i dan Ibn Majah)
Baca Juga: Ciri-ciri Wanita Dicintai Jin, Sering Mimpi Ular Hingga Dijauhkan dari Laki-laki yang Mendekat
3.Doanya akan terkabulkan karena sebagai tamu Allah Subhanahu Wata'ala.
Karena orang yang melaksanakan ibadah haji itu sebagai tamu Allah, maka
setiap doanya akan terkabulkan.
Ibnu Umar, dari Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda
yang artiny :
“Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji serta berumroh
adalah tamu-tamu Allah. Allah memanggil mereka, mereka pun memenuhi
panggilan. Oleh karena itu, jika mereka meminta kepada Allah pasti akan
Allah beri” (HR. Ibnu Majah no 2893. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini hasan)"
Cara supaya menjadi haji yang mabrur.
Bagi Anda yang sudah atau akan melaksanakan ibadah haji tentu ingin ibadah
Anda diterima oleh Allah Subhanahu Wata'ala, sehingga amalannya tidak sia-
sia.
Oleh karena itu, Anda harus tahu cara menjadi haji yang mabrur, berikut
poin-poin yang harus diperhatikan supaya menjadi haji mabrur.
1.Niatkan hati dengan ikhlas menjalankan ibadah haji hanya karena Allah
semata, jangan melksanakan haji hanya karena ingin hormati atau disegani
oleh orang lain.
Dengan niat tulus tujuannya untuk beribadah kepada Allah, insyaallah akan
dipermudah jalannya oleh Allah.
2.Gunakan uang yang halal, biaya yang bukan dari riba atau didapatkan karena
berjudi atau menipu apalagi hasil korupsi.
Dengan menggunakan harta yang halal, Allah akan meridhoi segala niat tulus
Anda, baik itu untuk urusan ibadah maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Doa dan Tata Cara Penyembelihan Hewan Kurban di Hari raya Idul Adha 1442 H
3.Menjalankan ibadaha haji sesuai dengan syariat islam, baik itu haji, wajib
haji dan sunnah haji.
Melksanakan ibadah haji yang dimaksud sesuai dengan syraiat islam,
menjalankan ibadah haji di waktu yang sudah ditentukan bukan karena karangan
sendiri atau dibuat-buat.
4.Selama menjalankan ibadah haji, jangan pernah mengeluarkan kata-kata
kotor, berbuat dosa, bertengkar dan perbuatan yang dilaran oleh agama islam.
5.Setelah pulang dari tanah suci tingkatkan kualitas ibadah, dengan bertutur
kata yang baik, selalu berbuat kebaikan pada siapapun,dan memperbanyak
ibadhan sunnah.
Baca Juga: 6 Rukun Iman yang Harus Ditaati Lengkap Dengan Pengertian dan Ketentuannya
Perlu diketahui, menjalankan ibadah haji bukan hanya sekadar mencari gelar
haji melainkan kita sebagai hamba Allah wajib menjaga kesucian haji yang
sudah kita lakukan.
Hal terpenting ciri haji kita diterima (mabrur) atau tidak, bisa dilihat
dari bagaimana tindak perilaku kita sebagai orang yang sudah melaksanakan
haji kembali ke tanah air.
Karena hanya baik saat ibadah di tanah suci namun sekembalinya ternyata
tidak menjadi lebih baik.***