Kematian Pertama Terkait Vaksin Pfizer di Selandia Baru, Akibat Efek Samping yang Jarang Terjadi

- 30 Agustus 2021, 14:27 WIB
Ilustrasi Tersedia Vaksin Pfizer
Ilustrasi Tersedia Vaksin Pfizer /pixabay/lovini/

MEDIA JABODETABEK - Kementerian Kesehatan Selandia Baru mengatakan pada hari Senin, 30 Agustus 2021, bahwa Selandia Baru telah melaporkan kematian pertamanya terkait dengan vaksin COVID-19 dari Pfizer, produsen obat AS, setelah seorang wanita mengalami efek samping langka yang menyebabkan otot jantungnya meradang.

Berita kematian itu datang ketika negara itu berjuang melawan wabah varian Delta setelah hampir enam bulan bebas virus.

Hal itu dilakukan setelah dilakukan peninjauan oleh tim independen yang memantau keamanan vaksin tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Kesehatan mengatakan kejadian ini adalah kematian Selandia Baru pertama terkait dengan vaksin Pfizer COVID-19 dalam beberapa hari setelah vaksinasi.

Baca Juga: Hasil Penelitian Universitas Oxford Menyatakan Vaksin Pfizer Kurang Efektif Lawan Varian Delta

Kementerian menambahkan bahwa tim pemantau vaksin menghubungkan kematian dengan miokarditis, efek samping vaksin Pfizer yang jarang terjadi.

Miokarditis adalah peradangan otot jantung, yang membatasi kemampuan organ untuk memompa darah dan dapat menyebabkan perubahan denyut jantung.

Dalam hal ini, Pfizer mengatakan bahwa mereka mengakui bahwa laporan yang langka dari miokarditis dapat terjadi setelah vaksinasi, tetapi efek samping seperti itu sangat jarang.

"Kami memantau dengan cermat semua peristiwa tersebut dan mengumpulkan informasi yang relevan untuk dibagikan dengan otoritas pengatur di seluruh dunia," katanya, dikutip dari Reuters pada Senin, 30 Agustus 2021.

Halaman:

Editor: Eria Winda Wahdania

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x