Inggris Desak AS Perpanjang Tenggat Waktu Evakuasi Hingga Kesulitan Kirim Bantuan Medis ke Afghanistan

- 23 Agustus 2021, 19:18 WIB
 Seorang prajurit yang ditugaskan di Divisi Lintas Udara ke-82 memberikan keamanan di Bandara Internasional Hamid Karzai, Afghanistan, 21 Agustus 2021. Korps Marinir AS/Kpl. Davis Harris/Handout via REUTERS
Seorang prajurit yang ditugaskan di Divisi Lintas Udara ke-82 memberikan keamanan di Bandara Internasional Hamid Karzai, Afghanistan, 21 Agustus 2021. Korps Marinir AS/Kpl. Davis Harris/Handout via REUTERS /Gilang Andaruseto Prabowo/Korps Marinir AS/Kpl. Davis Harris/Handout

MEDIA JABODETABEK - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan mendesak Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden minggu ini untuk memperpanjang tenggat waktu evakuasi.

Sebelumnya Biden mengatakan, pasukan AS "mungkin" tetap berada di luar batas waktu yang sebelumnya ditentukan hingga 31 Agustus 2021 untuk mengawasi proses evakuasi di bandara Kabul, Afghanistan.

Senada dengan Johnson, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace menegaskan, proses evakuasi warga asing dan pengungsi Afghanistan yang kontra Taliban oleh pasukan di lapangan harus dilakukan setiap saat.

Baca Juga: Baku Tembak Melibatkan Pasukan Barat di Bandara Kabul, Satu Orang Afghanistan Tewas

"Berjam-jam sekarang, bukan berminggu-minggu," ucap Wallace dikutip Mediajabodetabek.com dari Reuters pada Senin, 23 Agustus 2021.

Warga Afghanistan yang panik telah berteriak-teriak untuk melakukan penerbangan keluar dari Kabul. Mereka memperlihatkan sebuah memori traumatis perihal syariat Islam yang akan kembali diterapkan kelompok Sunni ketika mengambil alih kekuasaan pada periode 1996 hingga 2001.

Pengiriman bantuan ke Afghanistan terhambat akibat kekacauan yang terjadi di bandara Kabul selama lebih dari sepekan.

Baca Juga: Gunung Merapi MengeluarkanLava Pijar Sepanjang 2 Km, Kondisi Masih Mandali

Bantuan Medis Terhambat

Direktur Darurat Regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Richard Brennan mengungkapkan, 500 ton pasokan medis yang akan dikirim minggu ini macet karena bandara Kabul ditutup untuk penerbangan komersial.

Ia mengatakan, pihaknya meminta pesawat kosong untuk dialihkan ke pusat penyimpanannya di Dubai untuk mengumpulkan pasokan dalam perjalanan mereka guna menjemput para pengungsi di Afghanistan.

Baca Juga: Hasil Penelitian Universitas Oxford Menyatakan Vaksin Pfizer Kurang Efektif Lawan Varian Delta

Moderasi Pihak Taliban

Di sisi lain, para pemimpin Taliban justru berusaha menunjukkan wajah yang lebih moderat sejak merebut Kabul pada pekan lalu. Kelompok ekstremis Islam Sunni itu telah memulai pembicaraan untuk membentuk pemerintahan. Sementara pasukan mereka fokus pada kantong-kantong terakhir oposisi.

Pejuang Taliban telah merebut kembali tiga distrik di provinsi utara Baghlan yang sempat direbut oposisi dan telah mengepung pasukan oposisi di lembah Panjshir, benteng lama lawan mereka di timur laut Kabul.

"Musuh dikepung di Panjshir," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid di Twitter.

Baca Juga: Jangan Lewatkan Episode Terbaru Ikatan Cinta, Ini Link Streaming dan Jadwal RCTI Senin, 23 Agustus 2021

Pemimpin anti-Taliban Ahmad Massoud mengatakan, dirinya berharap adanya pembicaraan dengan kelompok ekstremis tersebut. Selain itu, pasukannya di Panjshir seperti sisa-sisa unit tentara, pasukan khusus, dan milisi sudah siap untuk berperang.

Namun, Zabihullah juga mengatakan bahwa pihaknya ingin menyelesaikan permasalah yang terjadi melalui pembicaraan antara kedua belah pihak.

Secara umum, perdamaian kedua belah pihak telah terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Sementara itu delapan dokter di rumah sakit di beberapa kota mengatakan, pihak mereka belum mendengar adanya tindak kekerasan atau menerima korban sejak bentrokan yang terjadi pada Kamis minggu lalu.***

Editor: Eria Winda Wahdania

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini