Terjadi Ledakan Bom di Afganistan, 68 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

- 11 Mei 2021, 10:52 WIB
ilustrasi mobil terbakar akibat ledakan bom. 55 Pelajar perempuan dinyatakan tewas dalam ledaka bom di Afganistan.
ilustrasi mobil terbakar akibat ledakan bom. 55 Pelajar perempuan dinyatakan tewas dalam ledaka bom di Afganistan. /

MEDIA JABODETABEK - Sebuah bom meledak di halaman salah satu sekolahan perempuan di Kabul Afganistan pada 8 Mei 2021.

Dikutip Mediajabodetabek.com dari youtube South China Morning Post, ledakan tersebut terjadi di sebuah mobil.

Bom mobil tersebut meledak ketika para siswi keluar, lalu dua bom meledak lagi saat banyak anak sekolah yang keluar.

Baca Juga: Israel Lancarkan Serangan Udara, 20 Warga Israel Dilaporkan Meninggal Dunia

"Saat waktu sekolah berakhir dan kami akan keluar begitu sebuah meledak di hadapan kami," kata satu siswi seperti dikutip MediaJabodetabek.com dari YouTube resmi South China Morning Post.

Atas peristiwa tersebut, 68 orang dilaporkan meninggal dunia, dan lebih dari 165 orang luka-luka.

Peristiwa Pengeboman terjadi di wilayah Hazara di Kabul bernama Dasht-e-Barchi.

Baca Juga: Komunitas Yahudi Desak Pemerintah AS Menindak Tegas Praktik Apartheid Israel Terhadap Warga Palestina

Mayoritas penduduk wilayah tersebut merupakan muslim Shia yang sering dipersekusi oleh anggota ekstrem sunni seperti Taliban.

Atas insiden tersebut, Presiden Afganistan, Ashraf Ghani, menuding dan menyalahkan pemberontak Taliban akan pengeboman ini.

Tetapi, juru bicara dari Taliban menyangkal keterlibatan karena mereka mengecam menyerang rakyat sipil.

Baca Juga: Pasca Lakukan Protes Kudeta Junta Militer, Jenazah Penyair Myanmar Khet Thi Dikembalikan dengan Organ Hilang

Fahim Sadat, analis politik, menduga jika Taliban tidak mengakui keterlibatan, maka mungkin pelakunya adalah kelompok lain.

"Kalau Taliban tidak menyatakan sebagai yang bertanggung jawab untuk serangan seperti ini, berarti ada aktor lain di Afganistan yang memiliki kemampuan yang dapat menantang pemerintah dan stabilitas serta kedamaian Afganistan," kata Fahim seperti dikutip Media Jabodetabek dari YouTube Al Jazeera English pada 10 Mei 2021.

Baca Juga: Usai Elon Musk Tampil di SNL, Harga Dogecoin Mendadak Jatuh

Kejadian Ini merupakan yang kedua kalinya dengan korban siswi setelah insiden yang terjadi pada 30 April 2021 lalu yang menewaskan 21 orang dan melukai 91 orang.

Sama seperti pengeboman yang sekarang terjadi, tidak ada pihak yang mengaku sebagai pelaku kejadian tersebut.

Pengeboman ini terjadi di saat pasukan asing, seperti AS dan Inggris, mulai keluar dari Afganistan.

Baca Juga: Kisah Sahar Khan, Para Pemanggil Sahur dengan Penghasilan Kecil di Kashmir

Pengunduran ini merupakan bagian dari perjanjian antara Taliban dan AS untuk mengakhiri perang dua puluh tahun mereka.

Banyak orang takut kekerasan akan bertambah karena Taliban akan memulai mengambil kekuasaan saat pasukan asing mundur pada September.

Baca Juga: Warga Palestina Diserang Saat Shalat Tarawih, Ini Reaksi Dunia Terhadap Polisi Israel

Mengutip dari Al Jazeera pada 9 Mei 2021, ini menginspirasi pemuda-pemuda untuk berusaha melindungi diri mereka sendiri apabila pemerintah tak dapat melindungi mereka.

Ada kemungkinan petinggi negara takut akan prospek ini.

Karena ini akan menjadi pengulangan perang sipil antara milisi etnis yang terjadi di Afganistan pada tahun 1990-an.***

Editor: Ricky Setiawan

Sumber: Al Jazeera Youtube South China Morning Post


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah