Mantan Pejabat Tinggi Afghanistan yang Kini Beralih Profesi Jadi Kurir, Sayed Sadaat: Saya Tidak Bersalah

27 Agustus 2021, 21:36 WIB
Sayed Sadat / REUTERS/Hannibal Hanschke/

MEDIA JABODETABEK - Mantan Menteri Komunikasi Afghanistan Sayed Sadaat beralih profesi sebagai kurir di kota Leipzig, Jerman. Motifnya yakni untuk melangsungkan kehidupan yang lebih baik.

Ia mengatakan, beberapa orang di rumah mengkritiknya lantaran mengambil pekerjaan yang justru jomplang dari posisi awalnya sebagai pejabat tinggi Afghanistan selama dua tahun, keluar pada tahun 2018.

"Saya tidak merasa bersalah," kata pria berkewarganegaraan ganda Inggris-Afghanistan berusia 49 tahun itu dikutip Mediajabodetabek.com dari Reuters pada Jumat, 27 Agustus 2021.

Baca Juga: Tanggapi Serangan di Kabul, HRW Desak Dewan Keamanan PBB Fokus Pada Krisis Kemanusiaan di Afghanistan

Sadaat mengungkapkan, langkahnya untuk keluar dari rezim pemerintah Afghanistan saat itu karena tidak sepakat dengan lingkaran yang dibentuk presiden.

"Saya berharap politisi lain juga mengikuti jalan yang sama, bekerja dengan publik daripada hanya bersembunyi," ucapnya.

Kemunculan kisahnya ini menjadi trending di tengah polemik pengambilalihan pemerintahan oleh Taliban sejak beberapa pekan lalu. Ia mengatakan, keluarga dan teman-temannya juga ingin pergi, berharap bergabung dengan ribuan orang lainnya dalam penerbangan evakuasi di kota Kabul atau mencoba rute lainnya.

Baca Juga: Afghanistan Mencekam! Serangan Kelompok ISIS-K Bermunculan, 85 Tewas dalam Sebuah Ledakan

Meskipun mantan pejabat tinggi Afghanistan memiliki status kewarganegaraan ganda, ia bisa saja pindah ke Inggris untuk menghabiskan sisa hidupnya.

Namun, Sadaat lebih memilih Jerman pada akhir tahun 2020 untuk memanfaatkan kesempatan terakhirnya sebelum peluang itu ditutup lantaran Britania Raya keluar dari Uni Eropa.

Dengan niat melangsungkan hidupnya, Sadaat telah berjuang mencari pekerjaan di Jerman yang sesuai dengan pengalamannya di bidang IT dan telekomunikasi, ia berharap dapat menemukan pekerjaan di bidang terkait. Akan tetapi tanpa negeri Bavaria itu, peluangnya terbilang tipis.

Baca Juga: Inggris Desak AS Perpanjang Tenggat Waktu Evakuasi Hingga Kesulitan Kirim Bantuan Medis ke Afghanistan

"Bahasa adalah bagian terpenting," ungkapnya.

Setiap hari, Sadaat mempelajari bahasa Jerman di sekolah bahasa selama empat jam sebelum memulai shift enam jam mengantarkan makanan untuk Lieferando, di mana ia memulai musim panas.

"Beberapa hari pertama menyenangkan tapi sulit," katanya, menggambarkan tantangan belajar bersepeda di lalu lintas kota.

"Semakin Anda pergi keluar dan semakin banyak Anda melihat orang, semakin banyak Anda belajar," pungkasnya.***

Editor: Ricky Setiawan

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler