Kondisi Myanmar Makin Kacau, Pasukan Keamanan Myanmar Tembaki Para Demonstran

4 Maret 2021, 13:45 WIB
Ilustrasi aksi anti kudeta Myanmar /Pixabay/ Gerd Altmann

MEDIA JABODETABEK- Paska kudeta yang dilakukan Militer Myanmar terhadap pemerintah sipil Aung San Suu Kyi, keadaan Myanmar semakin tak kondusif.

Kudeta yang dilakukan militer Myanmar ini memicu gelombang demonstrasi yang berkesudahan yang dilakukan para kelompok anti kudeta.

Aksi kudeta ini juga memunculkan berbagai kecaman dari seluruh dunia, termasuk PBB. Bahkan Negara-negara Barat telah berulang kali menjatuhkan sanksi

Namun tampaknya kecaman dan sanksi-sanksi tersebut  tak menyurutkan niat militer untuk bertindak reperesif terhadap para penetangnya.

Baca Juga: Tiga Negara Arab Pasang Badan, Usai CIA Tuduh Arab Saudi Sengaja Bunuh Khashoggi

Militer juga telah mengenakan tuduhan kriminal enam jurnalis yang ditahan. Dakwaan tersebut dapat membuat mereka menghabiskan hingga tiga tahun penjara jika terbukti bersalah. Seperti diberitakan Isu Bogor dalam artikel “10 Orang Tewas, Myanmar Makin Memanas”

Tiga kota di Myanmar tengah menyaksikan tindakan keras berdarah terhadap pengunjuk rasa oleh pasukan keamanan pada Rabu. Pihak berwenang di Monywa, wilayah Sagaing, mencatat jumlah kematian tertinggi dengan setidaknya tujuh korban jiwa.

"Yang bisa kami konfirmasikan adalah tujuh orang telah meninggal," kata seorang dokter darurat, yang menolak menyebutkan namanya.

Baca Juga: UEA Dukung Pernyataan Sikap Saudi atas Laporan AS Tentang Pembunuhan Jamal Khashoggi

Beberapa petugas medis juga mengatakan telah melihat dua orang lainnya diseret oleh pasukan keamanan, meskipun mereka tidak bisa cukup dekat untuk memastikan apakah keduanya telah meninggal.

Di wilayah tetangga, Mandalay yang adalah kota terbesar kedua di Myanmar, dua pengunjuk rasa tewas menurut konfirmasi seorang dokter kepada AFP. Ia menambahkan, salah satu korban berusia 19 tahun dan ditembak di kepala.

Protes di Myingyan berubah mematikan ketika pasukan keamanan mengerahkan gas air mata, peluru karet, dan peluru tajam melawan pengunjuk rasa.

Demonstran membawa perisai merah buatan sendiri yang dihiasi dengan lambang tiga jari, simbol perlawanan untuk gerakan anti-kudeta.

Baca Juga: Ditengah Konflik Laut Natuna yang Kian Memanas China Tetap Lakukan Latihan Militer

Beberapa petugas medis memastikan seorang pemuda ditembak mati. "Zin Ko Ko Zaw, 20 tahun, ditembak mati di tempat," kata seorang anggota tim penyelamat kepada AFP, seraya menambahkan bahwa timnya telah merawat 17 orang dari protes itu.***

 

Editor: Naja Nuroni

Sumber: Isu Bogor

Tags

Terkini

Terpopuler