Ini Dampak dan Efek Negatif Jika Anak Sering dimarahi, Bunda Wajib Tahu

- 4 Juli 2022, 16:54 WIB
Ilustrasi seorang anak dimarahi orang tuanya.
Ilustrasi seorang anak dimarahi orang tuanya. /Freepik


MEDIA JABODETABEK – Apa dampak buruk jika anak sering dimarahi ? Berikut ini penjelasan ahli psikolog

Saat anak masih kecil para orang tua selalu mengajarkan apa itu disiplin atau mendisiplinkan anak adalah hal yang penting, akan tetapi para orang tua pun harus mengerti berapapun usia anak, penting bagi orang tua untuk memiliki seperangkat aturan yang jelas untuk anak dalam mendidik mana yang baik untuk anak atau tidak.

Pada saat anak melakukan kesalahan atau berperilaku buruk, sebagian orang tua terkadang reflek memarahi anak dengan cara membentak, suara yang kencang, dan nada yang tinggi membuat mempengaruhi pertumbuhan anak.

Baca Juga: Anime Solo Leveling Kapan Rilis? Berikut Ini Jadwal Tayang dan Tanggal Rilis , Segera Tayang

Faktanya dampak tindakan disiplin orang tua yang keras seperti membentak anak atau marah-marah tanpa adanya memberikan penjelasan terhadap anak, apalagi memarahinya sampai dengan memukul anak, mencubit anak dan lain sebagainya bisa berdampak sangat buruk bagi perkembangan otak anak.

Seringnya memarahi anak bisa memberikan 2 dampak yaitu dampak fisik dan juga psikis anak.

Dampak pada fisik anak yang sering dimarahi, ketika anak merasa ketakutan keluar yang namanya hormon kortisol, dimana hormon ini kerjanya untuk memutuskan neuron-neuron pada otak.

Sementara itu, neuron ini terjadi ketika anak belajar lalu terputus, anak bisa menjadi sulit untuk berkonsentrasi, cara belajarnya pun lambat untuk menangkap selain memutuskan neuron hormon kortisol ini bisa mempercepat kematian sel-sel itu.

Baca Juga: 6 Rekomendasi Tempat Wisata di Indonesia yang Instagramable, Pilihan Spot Foto Terkece

Dampak psikis anak, bisa jadi anak menjadi pribadi yang tidak percaya diri atau menjadi mudah minder, takut, sulit untuk berinteraksi dengan teman-temannya dan juga tidak memiliki inisiatif atau pasif saat berkreatifitas. Karena anak akan berpikir apa yang dilakukannya akan selalu salah.

Bisa jadi anak beda tipe, saat terkena psikis justru anak cenderung akan agresif, menjadi pembangkang, mudah emosi, atau bahkan suka berbohong.

Dilansir Mediajabodetabek.com dari kanal YouTube Gue Sehat pada Senin, 4 Juli 2022, memberikan solusi dan penjelasan bagaimana mendidik anak supaya disiplin tanpa harus melakukan kekerasan pada anak.

Baca Juga: Bagaimana Hukum Menghajikan Orang yang Sudah Meninggal Dunia? Berikut Penjelasan Buya Yahya

Bagaimana jika anak sudah terlanjur sering dimarahi?

1. Pendekatan dengan anak, ajak anak mengobrol dengan baik dan juga sentuhan fisik itu perlu.

2. Memberikan pengertian mengapa orang tua melarang atau memarahi anak dengan alasan yang jelas bisa diterima oleh anak.

3. Apabila saat memarahi anak tidak merembet ke persoalan hal-hal yang lain, contoh pada saat anak melakukan kesalahan satu hal menjadi masalah yang dibahas, jangan masalah dulu dibawa-bawa.

4. Memberikan hukuman yang sesuai dengan kesalahan dan sesuai dengan umurnya, tanpa melakukan kekerasan fisik maupun verbal pada anak.

Baca Juga: Cara dan Syarat Daftar Kartu PraKerja Gelombang 35, Simak Penjelasannya!

5. Meminta maaf pada anak, artinya dengan meminta maaf bisa mempererat hubungan antara anak dan orang tua, selain itu memberi contoh kepada anak akan menjadi cara yang lebih baik.

Bagaimana caranya tetap tegas mendisiplinkan anak tanpa memarahi anak dengan berlebihan?

1. Harus membuat aturan yang jelas pada anak dan konsisten, jika anak melakukan A maka konsekuensinya kamu akan B, apabila itu berjalan orang tua tidak perlu marah dan cukup memberi tau alasannya saja.

2. Memberikan peraturan atau tanggungjawab anak sesuai dengan umur itu sangatlah penting.

3. Memberikan contoh kepada anak dengan konsisten bahwa apa yang orang tua sedang mengajari kedisiplinan itu.***

 

 

Editor: Ricky Setiawan

Sumber: YouTube Gue Sehat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini