Mengenal Istilah Ghosting yang Dikabarkan Dilakukan Kaesang Kepada Felicia

- 7 Maret 2021, 17:06 WIB
Kaesang Pangarep dan Felicia
Kaesang Pangarep dan Felicia /instagram @felliciatissue
 
MEDIA JABODETABEK- Kaesang Pangarep tengah ramai diperbincangkan terkait hubungan asmaranya.
 
Kaesang diduga sedang dekat dengan Nadya Arifta padahal belum resmi putus dari kekasihnya, Felicia.
 
Kabar ini mencuat ketika foto yang diunggah Nadya di Instagram Storynya ramai diperbincangkan. 
 
 
Pria yang terdapat di foto yang diunggah Nadya diduga adalah Kaesang. 
 
Lalu, teman-teman dan ibunda Felicia buka suara di Instagram bahwa Kaesang mengghosting Felicia.
 
kata 'Ghosting' sendiri adalah istilah yang cukup populer di dunia perkencanan. Ghosting mendeskirpsikan menghilangnya pasangan tanpa kabar dan muncul kembali secara tiba-tiba.
 
Padahal sebelumnya, komunikasi berjalan secara rutin hingga komunikasi terputus tiba-tiba tanpa penjelasan apapun dan orang tersebut menghilang begitu saja.
 
 
‘Ghosting persis seperti namanya. Diam-diam menghilang dari kehidupn seseorang seperti ghost (hantu),” ungkap Ramani Durvasula, professor psikologi di California State University, Los Angeles yang juga memegang lisensi psikogis klinis. Sebagaimana dikutip oleh Media Jabodetabek dari laman web thehealthy.com.
 
Ghosting telah mejadi fenomena biasa yang banyak terjadi di dunia perkencanan modern.
Dikutip tim Media Jabodetabek dari laman web helathline.com,  berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 2018, sekitar 25 persen orang, pada satu titik, pernah merasakan menjadi korban ghosting.
 
Alasan orang meng-ghosting beberapa diantaranya adalah ketakutan, untuk menghindari konflik, self-care, dan tidak adanya konsekuensi yang timbul jika dia menghilang begitu saja.
 
 
Ketakutan akan ketidakpastian acapkali dirasakan manusia. Ketakutan akan reaksi pasangan ketika memutuskan hubungan bisa menjadi salah satu alasan orang menghilang begitu saja.
 
Maraknya aplikasi kencan seperti Tinder, Okcupid, Tantan, Grindr, dan Bumble memudahkan manusia dalam membuat dan memutuskan hubungan dengan orang yang baru dikenal, dengan hanya ‘swipe’.
 
Beberapa orang mungkin merasa lebih nyaman untuk tidak pernah melihat seseorang lagi daripada harus menghadapi konflik yang mungkin akan timbul ketika mengakhiri hubungan.
 
Selain itu, kurangnya konsekuensi juga bisa menjadi alasan orang meng-ghosting. 
 
 
Jika seseorang baru saja bertemu dengan orang baru, dan merasa tidak ada hal yang harus dikorbankan karena tidak berada di lingkup pertemanan atau berbagi hal lainnya yang sama, dia mungkin merasa kalau menghilang begitu saja dari kehidupan orang baru tersebut bukanlah hal yang besar.
 
Suatu hubungan yang ternyata toxic dan berdampak negatif pada kualitas hidup orang yang menjalani hubungan tersebut, menghilang begitu saja bisa jadi satu-satunya cara untuk menyelamatkan kewarasan dirinya sebagai bentuk self-care.
 
Meskipun istilah ghosting umumnya digunakan di hubungan romansa, tetapi ghosting juga bisa terjadi di pertemanan maupun jenis hubungan lain yang bersifat platonis seperti casual date partner dan rekan kerja.
 
 
1. Casual date partner
Jika pasangan telah beberapa kali berkencan dan salah satu dari mereka mendadak menghilang, beberapa kemungkinan alasan dibaliknya bisa jadi orang yang menghilang tidak merasakan adanya percikan romansa, terlalu sibuk untuk berkomitmen tetap berhubungan, atau memang belum siap untuk ke tahap hubungan selanjutnya.
 
2. Teman
Seorang teman yang biasanya nongkrong bersama atau chatting lalu tiba-tiba menghilang tanpa kabar, ini juga bisa termasuk ghosting.
 
Hal ini terjadi karena bisa jadi teman tersebut memilih menghilang karena merasa terlalu rumit dan menyakitkan untuk menjelaskan alasan tidak ingin berteman lagi.
 
 
3. Rekan kerja
 
Ghosting bisa terjadi di kantor juga. Ini biasanya terjadi ketika orang mengundurkan diri dari kantor tersebut.
 
Bagi sebagian orang menjaga silaturahmi dengan rekan kerja sebelumnya sulit dilakakukan ketika dia juga harus beradaptasi di kantor baru.
 
Tidak hanya terjadi pada rekan kerja yang keluar, ghosting juga bisa terjadi pada rekan kerja yang bertukar posisi atau mendapat promosi.
 
 
Perlakukan orang sebagaimana anda ingin diperlakukan. Memutuskan orang lain secara langsung dan memberi penjelasan mungkin bisa jadi rumit dan menyakitkan.
 
 
Tetapi memperlakukan orang lain dan baik dan menghormati, bisa menjadi pembelajaran untuk hubungan selanjutnya.
 
Anda bisa dan harus meng-ghosting seseorang, hanya jika anda khawatir pasangan anda akan bereaksi dengan kasar dan melakukan kekerasan ketika anda ingin mengakhiri hubungan tersebut.***

Editor: Yesa Novianti Putri Ashari

Sumber: Healthline Thehealthy


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x