Naive Subject Picu Munculnya Penyakit Mematikan

- 25 Januari 2021, 22:35 WIB
Ilustrasi Naive Subject
Ilustrasi Naive Subject /pixabay/Free-Photos

MEDIA JABODETABEK - Indonesia merupakan salah satu negara dengan ragam budaya komunal cukup tinggi yang tercermin pada berbagai acara seperti perayaan hari raya, arisan, pesta pernikahan, dan lain-lain di mana setiap momen tersebut kerap dilengkapi dengan berbagai sajian makanan dan minuman.

Tanpa disadari dengan kondisi tersebut, pola konsumsi masyarakat ikut berubah bahkan mengalami lonjakan dari pola konsumsi biasanya. Sering kali fenomena lonjakan pola konsumsi yang tidak konsisten (Naive Subject) tersebut menyebabkan asupan makanan dan minuman melebihi batasan rata-rata kalori harian.

Selain momen-momen perayaan tersebut, variasi pola diet yang tidak terkontrol juga dapat berujung pada Naive Subject yang tak jarang didukung dengan asupan gula, garam, dan lemak pada makanan dan minuman.

Pada dasarnya setiap orang dewasa membutuhkan rata-rata asupan kalori harian sebanyak 2000 kkal yang terbagi menjadi beberapa kali frekuensi konsumsi dengan jenis asupan yang disesuaikan pada kebutuhan tubuh sehingga tercipta sebuah pola konsumsi harian. Secara ideal, dalam sehari asupan makanan & minuman dibagi menjadi tiga kali waktu konsumsi, dan jumlah tersebut diterapkan pada pagi, siang, dan malam hari.

Baca Juga: Imbangi Olahraga dengan Asupan Kalsium yang Cukup

Namun sering kali pola konsumsi tersebut tidak konsisten yang disebabkan oleh beberapa kondisi yang tak sesuai dengan standar rata-rata kalori harian, seperti pada saat berpuasa, berbuka puasa, momen hari raya, arisan, resepsi pernikahan, hingga penerapan program diet yang kurang terkontrol.

Lebih janjut lagi, National Institutes of Health meneliti kebiasaan konsumsi pada 150 orang dewasa. Dalam penelitian tersebut ditemukan fakta bahwa setiap 1 kilogram penurunan berat badan, seseorang akan makan ekstra sebanyak 100 kalori per hari.

Sedangkan dari sisi psikologis, secara tidak sadar ketika seseorang merasa ‘kehilangan’ makanan favoritnya,  maka orang tersebut cenderung menginginkannya lebih dari sebelum memulai diet.  Misalnya ketika mengurangi porsi makan, seseorang terkadang masih membutuhkan asupan camilan lainnya seperti cokelat, dan lain-lain.

Dengan kondisi pola makan yang tidak konsisten tersebut sering kali menyebabkan lonjakan asupan makanan dan minuman yang melebihi batasan rata-rata kalori dan tingkat konsumsi gula, garam, dan lemak harian. Dengan fenomena yang disebut dengan Naive Subject tersebut dapat memicu meningkatnya penyakit tidak menular (PTM) pada masyarakat seperti Aterosklerosis, Stroke, Obesitas, Diabetes melitus, Jantung koroner dan gagal jantung***

Halaman:

Editor: Naja Nuroni


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

x