Cerita Daniel Mananta Ikut Lari Berlin Marathon 2021, Iri Sama Kakek Usia 70 Tahun Tapi Bisa Lari Cepat

- 29 September 2021, 22:21 WIB
Daniel Mananta di Berlin Marathon 2021 (ANTARA/HO)
Daniel Mananta di Berlin Marathon 2021 (ANTARA/HO) /

MEDIA JABODETABEK – Daniel Mananta mencetak rekor pribadi untuk lari marathon yang diadakan di Berlin Marathon 2021 dengan durasi 4 jam 2 menit, lebih cepat dibandingkan perolehan waktu sebelumnya di Pocari Sweat Marathon pada Maret 2021 lalu yang ditempuh selama 4 jam 5 menit.

Ia merasa puas dan senang karena mampu menguasai diri sendiri.

“Ini menurut gue sebuah pencapaian biarpun hanya lebih cepat 3 menit, tapi berasa banget. Ke depannya gue bisa mengalahkan diri gue yang kemarin,” kata Daniel yang dikutip dari keterangannya hari Rabu.

Baca Juga: Malas Membaca? Simak Metode Speed Reading untuk Pahami Isi Bacaan Dalam Waktu Singkat

Di tengah perjalanan, ia sempat menderita kram sampai harus berhenti sebentar untuk melakukan stretching. Kakinya kram saat ia tiba di kilometer 29. Waktu itu, ia menyemangati diri sendiri dan meluruskan kakinya sebelum berlari lagi.

“KM 33 emang paling sulit buat gue sebenarnya. Jadi di situ gue merasa kedua kaki gue kram. Betis gue udah terasa banget nyut-nyutannya. Abis itu gue berhenti sebentar, stretching lagi. Lalu di KM 35 atau KM 36 mulai merasa kram lagi,” ucapnya.

Baca Juga: Aktris Squid Game Jung Ho Yeon Ungkap Perbedaan Antara Jadi Model dan Aktris

Daniel sempat berpikir untuk melanjutkan marathon dengan jalan kaki setiap kali merasa kram, namun ia memaksakan diri untuk terus berlari walaupun harus pelan-pelan.

“Biarpun pelan nggak apa-apa, asal lari. Ayo lari. Coba satu step lebih dekat. Lebih dekat lagi ke garis finish.”

Daniel mengaku terinspirasi dengan para peserta Berlin Marathon dari berbagai macam usia dan durasi selama berlari seperti kakek-kakek berusia 70 tahun yang berhasil lari dalam waktu 3 jam 40 menit.

Baca Juga: Tanggal 30 September Hari Apa, Ada Peristiwan dan Memperingati Apa

“Lalu ada orang-orang tunanetra lari dengan guide. Digandeng gitu larinya selama 42 km. Ada juga pelari dengan keterbatasan fisik yang mampu nyelesaiin 42 km-nya. Orang-orang pada bawa bender negara mereka masing-masing, para supporter...Bagus banget. Gue sampe mau nangis. It’s one pf the best marathon!” seru Daniel.

Daniel sudah mempersiapkan diri untuk Berlin Marathon yang diadakan pada 26 September dengan latihan lari secara konsisten dan mengatur berat badan agar ideal sejak Mei 2021. Ketika ia berlari di Berlin, berat badannya 75 kilogram, lebih ringan lima kilogram dari biasanya.

Baca Juga: Tanggal 10 Oktober 2021 Hari Apa, Memperingati Apa dan Ada Peristiwa Apa Saja, Berikut Ulasannya

Sementara persiapan lainnya sudah Daniel lakukan sejak 2019 untuk Tokyo Marathon dan Berlin Marathon. Namun, dua acara tersebut diundur karena pandemi. Walaupun diundur, semangat Daniel untuk latihan lari tidak pernah luntur.

Ia tetap latihan dengan konsisten. Meskipun pandemi menganjurkan orang-orang di rumah saja, Daniel pun tetap rutin latihan fisik HIT (High Intensity Training).

Baca Juga: Kalender Jawa Oktober 2021, Lengkap Dengan Weton dan Hari Buruk

Setelah lari di Berlin, ia berniat mengikuti Tokyo Marathon yang juga tertunda. Daniel mengatakan ada World Marathon Majors di dunia marathon, antara lain Berlin, Tokyo, Chicago, New York, London dan Boston.

“Gue berusaha ngedapetin 6 World Marathon Majors ini. Satu udah kelar, tinggal lima lagi,” ujarnya dengan penuh semangat.

Selama melakukan latihan lari untuk acara marathon di Berlin, ia sengaja melatih diri dengan latihan di dataran tinggi Pangalengan, Jawa Barat agar napasnya jadi lebih kuat. Latihan yang sama seperti ini juga ia lakukan sebelum mengikuti Tokyo Marathon. ***

 

Editor: Ricky Setiawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini