Mengenal Profil 3 Jenderal TNI Bintang 5 di Indonesia, Siapa Saja?

- 5 Oktober 2022, 17:30 WIB
Potret Jenderal Soeharto Saat Masih G30S PKI
Potret Jenderal Soeharto Saat Masih G30S PKI /Instagram @cendana.archives/

Kemudian bekerja sebagai guru di Bengkulu dan Palembang. Namun, ia merasa tidak cocok dengan pekerjaannya itu dan mulai tertarik pada bidang militer dengan mengikuti pelatihan Korps Pendidikan Perwira Cadangan di Bandung [ada tahun 1940-1942.

Setelah menduduki beberapa jabatan, Abdul Haris Nasution diangkat sebagai kepala staf angkatan darat (KSAD) pada 10 Desember 1949.

Abdul Haris Nasution sempat dinonaktifkan dari jabatan, karena imbas nya konflik antara Angkatan Darat dan Dewan Perwakilan Rakyat. Karena DPR dianggap terlalu mencampuri urusan masalah internal Angkatan Darat.

Baca Juga: Berita Viral: Oknum Anggota Polisi Diduga Melecehkan TNI dengan Ucapan Ulang Tahun yang Menyindir

Selain itu, Abdul Haris Nasution merupakan Kepala staf Angkatan Bersenjata pada 1965 merupakan salah satu perwira pada TNI yang menjadi target penculikan dalam peristiwa Gerakan 30 September (G30S).

Abdul Haris Nasution kemudian memang berhasil menyelamatkan diri dengan memanjat tembok belakang. Namun, anak bungsunya Ade Irma Suryani, terkena peluru yang ditembakan oleh pasukan Cakrabirawa hingga meninggal dunia.

Ajudan Abdul Haris Nasution, Pierre Tendean juga menjadi korban peristiwa G30S karena ia mengaku sebagai Abdul Haris Nasution kepada pasukan Cakrabirawa. Sehingga Pierre Tendean dibawa ke lubang buaya.

Pada peringatan HUT ABRI 1997, Abdul Haris Nasution diberi pangkat kehormatan jenderal besar, seperti Soeharto dan Sudirman.

Abdul Haris Nasution wafat pada 6 September 2000, setelah menderita stroke dan koma. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta.

Baca Juga: Daftar Jadwal Tayang Film Pamali di Bioskop Indonesia 6 Oktober 2022, Cek Ada di Kota Mana Saja

Halaman:

Editor: Eria Winda Wahdania


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini