MEDIA JABODETABEK - Anggota DPR RI Fadli Zon menilai Nusantara kurang cocok dijadikan nama Ibu Kota Negara (IKN).
Dibanding Nusantara, Fadli Zon mengusulkan nama lain, yang terinspirasi dari ibu kota Kazakhstan.
Hal itu disampaikannya melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @fadlizon pada Selasa, 18 Januari 2022.
Baca Juga: Terbaru! 30 Link Twibbon Vaksinasi Anak Indonesia, Lawan COVID 19 Dengan Vaksin: Saya Sudah Divaksin
Menurut Fadli Zon, memakai nama Nusantara kurang cocok lantaran nama tersebut telah memiliki makna tersendiri.
"“Nusantara” kurang cocok jd nama ibukota baru. Nusantara punya pengertian sendiri sbg wilayah Indonesia, belum lg ada “Wawasan Nusantara”," tulis Fadli Zon.
Politisi Partai Gerindra itu lantas mengusulkan nama Presiden Jokowi yang dianggap lebih cocok digunakan sebagai nama ibu kota baru.
"Usul sy nama ibu kota langsung saja “Jokowi”. Sm dg ibu kota Kazakhstan “Nursultan” (dr nama Presiden Nursultan Nazarbayev”)," tambahnya.
Baca Juga: Viral Pengakuan Sopir Ambulans Tak diberi Jalan Sehingga Pasienya Meninggal, Gara-gara ini
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengumumkan nama Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur adalah Nusantara sesuai yang dipilih oleh Presiden Joko Widodo.
"Saya baru mendapatkan konfirmasi dan perintah langsung dari Bapak Presiden itu pada Jumat lalu dan beliau mengatakan ibu kota negara ini namanya Nusantara,” katanya dalam Rapat Pansus RUU IKN di Jakarta, Senin, 17 Januari 2022, dikutip Mediajabodetabek.com dari ANTARA.
Soal pemilihan nama Nusantara, Suharso mengatakan karena nama tersebut sudah lama dikenal oleh masyarakat luas, sehingga menjadi ikon untuk Indonesia.
Selain itu, nama Nusantara dipilih karena mendeskripsikan keberagaman Republik Indonesia.
Sebelum Nusantara resmi ditetapkan sebagai nama ibu kota baru, Kepala Bappenas menyebut ada sekitar 80 lebih nama yang diusulkan.
"Ada sekitar 80 lebih nama yang diusulkan namun akhirnya dipilih Presiden yaitu Nusantara tanpa kata Jaya," katanya.
Dia menjelaskan, sebelum Presiden memilih nama Nusantara, pihaknya telah memanggil ahli sejarah dan ahli bahasa untuk memberikan pengetahuan terkait nama-nama calon Ibu Kota Negara.***
Artikel Rekomendasi