Kumpulan Puisi untuk Ayah Bikin Haru di Peringatan Hari Ayah Nasional, Contohnya 'Sajak Merindu Asu'

- 12 November 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi puisi untuk ayah.
Ilustrasi puisi untuk ayah. /Unsplash/Vaibhav Raina

Anak-anak begitu terpukau dengan dongeng itu
yang mengisahkan kerinduan
dan betapa berharganya sebuah persaudaraan.
Kecuali Udin,
dia berpikir begitu keras.
Dia mengingat Ayahnya
yang setiap kali kalah taruhan bola selalu berteriak:
“Asuuu… Asu banget!”
Dia mulai curiga, Ayahnya juga masih saudara
dengan serigala.

Baca Juga: Kumpulan Link Twibbon Hari Ayah Nasional 12 November 2021, Pakai Bingkai Foto Keren Wujud Cinta Sama Ayah

Pertemuan
Karya: Joko Pinurbo

Ketika pulang, yang kutemu di dalam rumah
hanya ranjang bobrok, onggokan popok,
bau ompol, jerit tangis berkepanjangan,
dan tumpukan mainan yang tinggal rongsokan.
Di sudut kamar kulihat ibu masih suntuk berjaga,
menjahit sarung dan celana yang makin meruyak
koyaknya oleh gesekan-gesekan cinta dan usia.

“Di mana Ayah?” aku menyapa dalam hening suara.
“Biasanya Ayah khusyuk membaca di depan jendela.”
“Ayah pergi mencari kamu,” sahutnya.
“Sudah tiga puluh tahun ia meninggalkan Ibu.”
“Baiklah, akan saya cari Ayah sampai ketemu.
Selamat menjahit ya, Bu.”

Di depan pintu aku berjumpa lelaki tua
dengan baju usang, celana congklang.
“Kok tergesa,” ia menyapa.
“Kita mabuk-mabuk dululah.”
“Kok baru pulang,” aku berkata.
“Dari mana saja? Main judi ya?”
“Saya habis berjuang mencari anak saya, 30 tahun
lamanya. Sampeyan hendak ngeluyur ke mana?”
“Saya hendak berjuang mencari ayah saya.
Sudah 30 tahun saya tak mendengar dengkurnya.”
Ia menatapku, aku menatapnya.
“Selamat minggat,” ujarnya sambil mencubit pipiku.
“Selamat ngorok,” ucapku sambil kucubit janggutnya.

Ia siap melangkah ke dalam rumah,
aku siap berangkat meninggalkan rumah.
Dan dari dalam rumah Ibu berseru, “Duel sajalah!”***

Halaman:

Editor: Nurul Fitriana


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x