Kumpulan Puisi untuk Ayah Bikin Haru di Peringatan Hari Ayah Nasional, Contohnya 'Sajak Merindu Asu'

- 12 November 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi puisi untuk ayah.
Ilustrasi puisi untuk ayah. /Unsplash/Vaibhav Raina

Pesan dari Ayah
Karya: Joko Pinurbo

Datang menjelang petang, aku tercengang melihat
Ayah sedang berduaan dengan telepon genggam
di bawah pohon sawo di belakang rumah.
Ibu yang membelikan Ayah telepon genggam
sebab Ibu tak tahan melihat kekasihnya kesepian.

“Jangan ganggu suamiku,” Ibu cepat-cepat
meraih tanganku. “Sudah dua hari ayahmu belajar
menulis dan mengirim pesan untuk Ibu.
Kasihan dia, sepanjang hidup berjuang melulu.”

Ketika pamit hendak kembali ke Jakarta,
aku sempat mohon kepada Ayah dan Bunda
agar sering-sering telepon atau kirim pesan, sekadar
mengabarkan keadaan, supaya pikiranku tenang.

Ayah memenuhi janjinya. Pada suatu tengah-malam
telepon genggamku terkejut mendapat kiriman
pesan dari Ayah, bunyinya: “Sepi makin modern.”

Langsung kubalas: “Lagi ngapain?” Disambung:
“Lagi berduaan dengan ibumu di bawah pohon sawo
di belakang rumah. Bertiga dengan bulan.
Berempat dengan telepon genggam. Balas!”

Kubalas dengan ingatan: di bawah pohon sawo itu
puisi pertamaku lahir. Di sana aku belajar menulis
hingga jauh malam sampai tertidur kedinginan,
lalu Ayah membopong tubuhku yang masih lugu
dan membaringkannya di ranjang Ibu.

Baca Juga: 5 Inspirasi Kado Buat Hari Ayah, Tak Perlu Rogoh Kocek Sama Sekali!

Sajak Merindu Asu
Karya: Norman Adi Satria

Seorang guru
mendongengkan sebuah kisah
tentang Serigala Merindu
di depan anak-anak kelas satu:
“Anak-anak,
serigala sebenarnya sangat rindu
kepada anjing.
Mereka dahulu adalah saudara.
Dan dengarlah suara serigala
ketika bulan purnama tiba.
Dia berteriak:
“Asuuuu… Asuuuuuu…!!!!”

Halaman:

Editor: Nurul Fitriana


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini