Soal Tragedi Kemanusiaan 30 September 1965, Gus Dur: Kita Harus Jujur Pada Sejarah

- 30 September 2021, 19:42 WIB
Ketua Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan (YPKP) 65/66 Bedjo Untung mengenakan payung hitam bertuliskan “Tuntaskan Tragedi 1965” dalam Aksi Kamisan yang berlangsung di depan Istana Negara, Jakarta Pusat pada Kamis, 22 September 2019. Ia merupakan penyintas Tragedi 1965 atau Gerakan 30 September (G30S) 1965.
Ketua Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan (YPKP) 65/66 Bedjo Untung mengenakan payung hitam bertuliskan “Tuntaskan Tragedi 1965” dalam Aksi Kamisan yang berlangsung di depan Istana Negara, Jakarta Pusat pada Kamis, 22 September 2019. Ia merupakan penyintas Tragedi 1965 atau Gerakan 30 September (G30S) 1965. /Gilang Andaruseto Prabowo

MEDIA JABODETABEK - 30 September merupakan salah satu tanggal penting di Indonesia. Sejumlah pihak merayakannya sebagai momentum heroik Angkatan Darat (TNI-AD), namun sebagian lainnya menganggap itu sebagai tragedi kemanusiaan 1965.

Momentum yang disebut Gerakan 30 September (G30S) itu masih mengalami pertentangan hingga saat ini, khususnya terkait kebenaran dan fakta mengenai siapa pelaku dibalik itu.

Presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) justru melahirkan sebuah pernyataan yang terbilang kontroversial setelah 32 tahun masyarakat Indonesia di bawah kepemimpinan diktator anti-komunis, yakni Soeharto.

Baca Juga: Ada Apa Dengan Tanggal 30 September dan Ada Peristiwa Apa Saja ?

Menurutnya, tragedi tersebut telah didistorsi rezim Orde Baru (Orba) untuk membangun masyarakat anti-komunis, terhitung sejak 30 September 1965.

Sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode tahun 1984-2000, Gus Dur mengakui kesalahan besar yang telah dilakukan oleh bangsa sepanjang sejarah perkembangan Indonesia.

"Saya pikir AD kemudian mempersiapkan bangsa ini untuk melawan komunisme dengan menimpakan semua kesalahan pada komunis," ujarnya dalam sebuah film dokumenter Mass Grave, dikutip Mediajabodetabek.com pada Kamis, 30 September 2021.

Baca Juga: Ustaz Hilmi Firdausi Respon Isu Komunis yang Masuk ke Tubuh TNI: PKI Memang Punya Sejarah Kelam di Negeri Ini

Oleh sebab itu, lanjut Gus Dur, sekitar 500 ribu orang dibunuh selama perburuan komunis di seluruh wilayah Indonesia. Ia juga menyebut organisasi yang dipimpinnya, NU, juga terlibat dalam upaya pembantaian itu, khususnya dalam menstigma masyarakat.

"Orang-orang NU dan banyak yang lain, termasuk NU beranggapan bahwa komunis adalah pelaku dari kudeta 1965," sebutnya.

Halaman:

Editor: Ricky Setiawan


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x