Contoh Teks Khutbah Idul Fitri 1442 H Terbaru,Memahami Makna Idul Fitri yang Sesungguhnya Secara Islam

- 12 Mei 2021, 15:24 WIB
Ilustrasi - Contoh Teks khutbah Idul Fitri renungan 2021 tema makna Idul fitri 2021 atau 1442 H, sebagai pesan rasa solidaritas bagi sesama.
Ilustrasi - Contoh Teks khutbah Idul Fitri renungan 2021 tema makna Idul fitri 2021 atau 1442 H, sebagai pesan rasa solidaritas bagi sesama. /Pexels/haleyve

MEDIA JABODETABEK - Berikut ini contoh teks khutbah singkat Idul Fitri 2021 tentang makna sesungguhnya Idul Fitri menurut Islam.

Sahabat Muslim Mediajabodetabek, tidak terasa hari ini merupakan hari terahir puasa Ramahdan 1442 H, dan esok kita akan merayakan hari Raya Idul Fitri 1442 H.

Baca Juga: Ramadan 1442 H, Bulan Penuh Harapan untuk Muslim di Amerika Serikat

Assalamulaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

الله أكبر الله أكبر الله أكبر، الله أكبر الله أكبر الله أكبر، الله أكبر الله أكبر الله أكبر اللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّهِ كثيرا وسبحان الله بُكْرَةً وَأصِيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وعلى اله وأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أما بعد: فيايها الإخوان، أوصيكم و نفسي بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون، قال الله تعالى في القران الكريم: أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمان الرحيم: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صدق الله العظيم

Para jamaah sholat Idul Fitri yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wata'ala, pertama-tama, khotib ingin berwasiat khususnya untuk diri sendiri dan juga untuk para jamaah sekalian, marilah kita selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu Wata'ala.

Dan marilah kita selalu bersyukur atas nikmat dan karunia yang telah Allah berikan kepada kita, sehingga kita masih diberikan kesehatan lahir dan batin dan bisa mengerjakan sholat dan merayakan hari raya Idul Fitri 1442 H.

Baca Juga: Sunnah-sunnah Hari Raya Idul Fitri yang Dianjurkan Rasulullah SAW

Sholawat berserta salam marilah kita ucapakan untuk Nabi akhiru zaman baginda yang mulia Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wa sallam.

Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu sebagai berikut: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ‏ Artinya, “Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

Baca Juga: Niat Salat Idul Fitri 1442 H Lengkap dengan Panduan Tata Caranya

Dari hadits tersebut lahirlah makna Idul Fitri yang dalam konteks Indonesia tidak hanya secara bahasa bermakna Hari Raya setelah berakhirnya Ramadhan, atau yang dalam Kamus Al-Maany dimaknai sebagai اَليَوْمُ اْلأوَّلُ الَّذِي يَبْدَأُ بِهِ الإفْطَارُ لِلصَّائِمِيْنَ (hari pertama bagi orang-orang yang berpuasa Ramadhan mulai kembali berbuka [dengan makan dan minum seperti di hari-hari biasa]), tetapi juga secara konseptual bermakna “kembali suci” seperti ketika kita baru terlahir ke dunia.

“kembali suci” dalam konteks ini adalah terbebas dari dosa-dosa kepada Allah subhanahu wata’ala saja karena hanya menyangkut hablum minallah. Sedangkan
“kembali suci” dari dosa-dosa kepada manusia tidak otomatis terjadi karena hal ini menyangkut hablum minannas. Semua persoalan yang terkait dengan sesama manusia harus diselesaikan sendiri antar sesama manusia.

Baca Juga: Doa Ziarah Kubur Terbaru untuk Saudara dan Orang Tua yang Sudah Meninggal

Oleh karena itu, kita akan benar-benar meenemui Idul fitri dalam arti “kembali suci” seperti saat terlahir ke dunia jika urusan dosa-dosa dengan sesama manusia bisa kita selesaikan dengan berakhirnya Ramadhan.

Jangan sampai, kehadiran bulan syawal ini kita semua masih begelimang dosa kepada sesama manusia sendiri ataupun kepada Allah subhanahu wata'ala, Jika itu terjadi, maka sudah pasti dosa-dosa kepada sesama manusia tersebut akan menghalangi kembalinya kita kepada “fitrah” atau “suci”.

Baca Juga: Tata Cara Mengerjakan Sholat Idul Fitri 1 Syawal 1442 H Mulai dari Niat Hingga Salam

Hal inilah yang kemudian melahirkan tradisi saling bermaaf-maafan diantara umat Islam yang di Indonesia dikenal dengan Halal bi halal. Tradisi ini tentu saja baik karena dapat memperbaiki hubungan antar sesama manusia yang kadang-kadang memang sulit terhindar dari konflik, ketegangan dan bahkan permusuhan.

Kehadiran bulan Syawal hendaknya kita semua kembali dalam keadaan bersih suci, mari kita menyikap hari raya idul fitri ini dengan dua langkah.

Baca Juga: Mengenal Hilal, Awal Pergantian Bulan dalam Kalender Hijriyah

Pertama, terus meningkatkan ibadah kepada Allah Subhanahu Wata'ala, memperbanyak amalan sunnah yang sudah dikerjakan selama Ramadhan.

Yang biasa bersedekah saat bulan Ramadhan, jangan berhenti teruskan sedekah, yang biasanya tadarus Al Quran setiap habis sholat wajib teruskan, yang biasa menjalankan shaolat tahajud lanjutkan jangan sampai Ramadhan berkahir, amalan-amalan lainnya iktu berkahir.

Baca Juga: Ini Doa Hari Terkahir Ramadhan Latin dan Artinya

Yang kedua, selalu menjaga kesabaran tidak berbuat dosa, tidak berbuat zalim sesama manusia.

Rasulullah shallahu alaihi wa sallam menjelaskan tentang kebangkrutan amal sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah dalam sebuah berikut ini:

“أَتَدْرُوْنَ مَا الْمُفْلِسُ؟”قَالَ

Artinya, “Tahukah kalian siapakahorang yang mengalami kebangkrutan amal? Tanya Rasulullah kepada para sahabat. Mereka menjawab:

Baca Juga: Pengertian, Besaran dan Hukum Zakat Fitrah yang Harus Diketahui

قَالُوْا: اَلْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ
Artinya, “Para sahabat menjawab : Orang bangkrut menurut pendapat kami ialah mereka yang tiada mempunyai uang dan tiada pula mempunyai harta benda.”

فَقَال
Artinya, “Maka Nabi menjawab”:

“إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي، يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هٰذَا، وَقَذَفَ هٰذَا، وَأَكَلَ مَالَ هٰذَا، وَسَفَكَ دَمَ هٰذَا، وَضَرَبَ هٰذَا. فَيُعْطِى هٰذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهٰذَا مِنٰ حَسَنَاتِهِ. فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ، قَبْلَ أَنْ يَقْضَى مَا عَلَيْهِ، أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ. ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ”

Baca Juga: Niat Salat Idul Fitri 1442 H Lengkap dengan Panduan Tata Caranya

Artinya, “Sesungguhnya orang bangkrut dari umatku ialah mereka yang pada hari kiamat membawa amal kebaikan dari shalat, puasa, dan zakat. Tetapi mereka dahulu pernah mencaci maki orang lain, menuduh (dan mencemarkan nama baik) orang lain, memakan harta orang lain, menumpahkan darah orang lain dan memukul orang lain. Maka kepada orang yang mereka salahi itu diberikan pahala amal baik mereka; dan kepada orang yang lain lagi diberikan pula amal baik mereka. Apabila amal baik mereka telah habis sebelum utangnya lunas, maka diambillah kesalahan orang yang disalahi itu dan diberikan kepada mereka; Sesudah itu, mereka yang suka mencaci, menuduh, memakan harta orang lain, menumpahkan darah orang lain, dan memukul orang lain itu, akan dilemparkan ke dalam neraka.”

Para jamaah sholat idul fitri, demikianlah khutbah singkat ini semoga bisa jadikan pelajaran untuk kita semua.***

Editor: Ricky Setiawan


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini