Namun menurut jumhur ulama selain madzhab Maliki, hukumnya sunnah dalam rangka membantu hati menghadirkan niat.
Baca Juga: 10 Menu Makanan yang Paling Sering Dicari dan Dibeli untuk Buka Puasa Saat Ramadan
Sedangkan menurut madzhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafadzkan niat karena tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Niat puasa, menurut Prof Dr Wahbah Az Zuhaili, maknanya adalah keinginan secara umum (al iradah al kulliyah).
Sehingga niat dari malam hari tetap dianggap sah dan niat tidak disyaratkan harus berbarengan dengan terbitnya fajar.
Bahkan menurut madzhab Syafi’i, niat puasa Ramadhan berbarengan dengan terbitnya fajar tidak sah.
Dalam madzhab Syafi’i, lafadz niat puasa Ramadhan adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ الشَّهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shouma ghodin ‘an adaa-i fardhisy syahri romadhoona hadzihis sanati lillaahi ta’aala
Artikel Rekomendasi