Cerita Berdarah Di Balik Bangunan Lapas Kelas 1 Tangerang, Tapol 1965 Disiksa dan Dipekerjakan Secara Paksa

- 8 September 2021, 21:31 WIB
Kondisi Lapas Kelas 1 Tangerang pasca peristiwa kebakaran yang merenggut 41 nyawa penghuninya pada Rabu, 8 September 2021, dini hari.
Kondisi Lapas Kelas 1 Tangerang pasca peristiwa kebakaran yang merenggut 41 nyawa penghuninya pada Rabu, 8 September 2021, dini hari. /Gilang Andaruseto Prabowo/Kemenkumham

"Bila malam, tapol disekap di Lapas Pemuda Tanah Tinggi, bangunan penjara tua yang dibangun oleh Belanda."

Diperkirakan ada 6.000 orang yang dipekerjakan secara paksa mirip rodi atau romusha di zaman pendudukan Jepang.

Bedjo menyebutkan, letak kamp konsentrasi itu berada tepat di sebelah Taman Gajah Tunggal dengan luas 60 hektar sebagai area 1. Sedangkan area 2 berletak di sekitar Mal Tangcity dengan luas 55 hektar.

Baca Juga: Kebakaran di Lapas Tangerang Hari ini, Puluhan Orang Meninggal,8 Orang Luka-luka

"Jadi totalnya 115 hektar. Di sana ada yang tanam padi, tanam jagung, ketela (singkong), juga beternak ayam, ikan, kerbau dan kambing," sebutnya menambahkan.

Menanggapi peristiwa kebakaran di Lapas Kelas 1 Kota Tangerang yang hari ini menjadi trending, Bedjo beranggapan jika semua orang harus mengetahui latar belakang bangunan lembaga pemasyarakatan tersebut, khususnya sejarah sebelum pembangunannya.

"Jauh sebelum itu, tapol sudah ada di atas kamp kerja paksa," ulasnya.

Baca Juga: Lapas Teroris di Bogor Overcapacity, Pemerintah Bangun Tiga Lapas di Nusakambangan

Penjara Kelas I yang terbakar ini, mulanya dibangun sebagai pengganti Penjara di Glodok Jakarta. Selain itu, Penjara Wanita yang sekarang berdiri di atas area bekas Kamp Konsentrasi Kerja Paksa di Cikokol, adalah sebagai ganti Penjara Wanita Bukitduri Jakarta yang harus digusur karena lokasinya berubah menjadi sentra bisnis.

Sepanjang jalan Veteran, lanjut Bedjo, itu lokasi termasuk lokasi kamp kerja paksa tapol 1965 yang disebut area 2. Ia mengusulkan agar tempat itu dijadikan Memorial Park sebagai sarana edukasi generasi muda untuk mengenal sejarah bangsanya.

Halaman:

Editor: Eria Winda Wahdania


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x