Jumlah Kematian Akibat Gelombang Panas di Pantai Barat Kanada Meningkat hingga 486 Orang

- 1 Juli 2021, 20:18 WIB
Kanada Dilanda Gelombang Panas Mencapai 46 Derajat Celcius
Kanada Dilanda Gelombang Panas Mencapai 46 Derajat Celcius //Unsplash/Zeynep Sumer/

MEDIA JABODETABEK – Pejabat Kanada menyatakan hampir 500 orang telah meninggal di provinsi paling barat Kanada selama lima hari, karena suhu udara yang memecahkan rekor meningkatkan kekhawatiran serius bagi kelompok rentan, termasuk lansia.

Kepala Koroner British Columbia Lisa Lapointe mengatakan pada hari Rabu siang bahwa BC Coroners Service menerima setidaknya 486 laporan kematian antara Jumat dan Rabu siang yang ia katakan masih di awal dan diperkirakan akan meningkat.

Kematian tersebut mewakili kenaikan 195 persen dari sekitar 165 kematian yang biasanya terjadi di provinsi tersebut dalam periode lima hari, kata Lapointe.

Baca Juga: Update Jumlah Korban Covid-19 Dunia: Indonesia Jadi Peringkat Pertama se-Asia Tenggara

“Lima hari terakhir di British Columbia telah memperlihatkan jumlah kematian yang belum pernah terjadi sebelumnya dilaporkan ke BC Coroners Service,” katanya dalam sebuah pernyataan.

“Meskipun terlalu dini untuk mengatakan dengan pasti berapa banyak dari kematian ini yang terkait dengan panas, diyakini bahwa peningkatan signifikan dalam kematian yang dilaporkan disebabkan oleh cuaca ekstrem BC telah mengalami dan terus berdampak pada banyak bagian provinsi kami.”

Suhu udara telah meningkat di BC dan provinsi dan wilayah Kanada lainnya yang disebut sebagai “kubah panas”, yakni sistem cuaca yang terjebak di udara panas lalu turun ke pantai barat negara tersebut dan ini menyebar ke Barat Laut Pasifik Amerika Serikat.

Baca Juga: Brasil Cetak Rekor! 115.228 Kasus Baru COVID-19 dalam 24 Jam

“Ini seperti tutup botol atau tutup, dan tidak ada yang bisa masuk untuk menghilangkan panas itu, itu hanya membangun,” kata Dave Phillips, ahli meteorologi dengan Environment Canada, mengatakan kepada program TV CTV Your Morning.

Halaman:

Editor: Ricky Setiawan

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x