Direktur Jenderal WHO Menganjurkan Distribusi Vaksin COVID-19 Ke Negara Berkembang

- 15 Mei 2021, 10:42 WIB
Vaksin AstraZeneca tiba di Indonesia.
Vaksin AstraZeneca tiba di Indonesia. /pixabay.com/Paul_McManus

MEDIA JABODETABEK - Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menganjurkan distribusi COVID-19 ke negara berkembang.

Pernyataan itu disampaikan olehnya di konferensi pers yang diadakan WHO pada 14 Mei 2014 di akun Twitter resmi WHO.

Tedros membuka konferensi tersebut dengan kebangaannya terhadap vaksinasi yang berperan penting dalam melawan pandemi.

Baca Juga: Ratusan Warga Palestina Meninggal Akibat Serangan Sirael, Erdogan: Tindakan Israel Tidak Manusiawi

Tetapi, dia juga merasa sedih karena masih banyak orang-orang yang belum bisa mendapat akses vaksin.

"Kenyataan bahwa masih banyak yang tidak terlindungi merupakan perceminan yang sedih akan distorsi akses vaksin di seluruh dunia," kata Tedros, seperti dikutip Media Jabodetabek dari akun Twitter @WHO.

Tedros menyebutkan saat ini hanya sekitar 0.3 persen persediaan vaksin masuk ke negara berkembang.

Baca Juga: Komandan Hamas Dilaporkan Meninggal karena Serangan Udara Israel

India, terutama, merupakan kasus yang mengkhawatirkan katanya.

WHO telah merespon dengan memberikan ribuan konsentrator oksigen, tenda, masker, dan persediaan medis lainnya.

Tetapi, tidak hanya India yang menurutnya berada dalam kondisi darurat.

Baca Juga: Erdogan Meminta Komunitas International untuk Menegur serta Meberikan Teguran yang Tegas Terhadap Israel

"Nepal, Sri Lanka, Vietnam, Kamboja, Thailand, dan Mesir adalah hanya beberapa negara yang sedang menghadapi naiknya tingkat kasus serta rawat inap," kata Tedros.

Dia lalu menyebutkan bahwa di negara-negara berkembang, kelompok risiko rendah saat ini sedang divaksinasi.

Tedros bersimpati akan negara yang ingin mengvaksinasi anak dan remaja.

Baca Juga: Lembaga Kemanusiaan Galang Donasi Untuk Rebut Kembali Palestina

Tetapi, dia menganjurkan negara-negara tersebut untuk mendonasikan vaksin mereka ke COVAX, inisiatif global yang bertujuan untuk memberikan akses vaksin yang adil.

"Vaksinasi menetes ke bawah bukan strategi efektif untuk melawan virus pernapasan yang berbahaya," kata Tedros.

Meskipun begitu, dia tetap terkesan akan respon pimpinan dan produsen dalam mengatasi masalah akses ini.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Perancis Meningkat dengan Pacuan Lebih Lambat Selama Hampir Setahun

Terdapat negara baru yang mengumumkan membagi vaksin mereka dengan COVAX.

Lalu, ada perjanjian baru yang melibatkan pembagian teknologi dan pengetahuan pembuatan di antara produsen internasional.

Terakhir, pemimpin negara seperti perdana menteri Spanyol, Pedro Sanchez, telah mengumumkan untuk menghilangkan batas perdagangan.

Baca Juga: Sempurnakan Puasa Ramadhan Dengan Puasa Syawal, Berikut Doa dan Keutamannya

Tedros mengakhiri sambutannya dengan mengucapkan selamat Idulfitri kepada muslim di seluruh dunia.

Halangan Lain

Selain faktor yang Tedros sebutkan, ada halangan lain yang menyebabkan kurangnya akses vaksin.

Baca Juga: Bernarkah Minum Teh Hangat Dapat Cegah COVID-19? Ini Penjelasan Para Ahli

Dikutip mediajabodetabek.pikiran-rakyat.com dari The Indian Express pada 11 Mei 2021, halangan-halangan tersebut termasuk paten yang dipegang perusahaan farmasi, kemacetan di rantai pasokan, dam kurangnya bahan mentah.

Kurangnya bahan telah menjadi masalah berkembang dalam menaikan produksi vaksin.

Beberapa produsen telah mengandalkan pemasok tertentu, dan pilihan alternatifnya terbatas.

Negara seperti AS telah memblokir ekspor bahan mentah penting dengan menggunakan regulasi.***

Editor: Ricky Setiawan

Sumber: WHO


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini