Mencekam, Terjadi Kekerasan di Salah Satu Kota Israel, seperti Perang Saudara

15 Mei 2021, 13:32 WIB
Warga Palestina berjalan di samping sisa-sisa bangunan 15 lantai yang hancur akibat serangan udara Israel, di Kota Gaza pada 13 Mei /Washingtonpost/Khalil Hamra-AP

MEDIA JABODETABEK - Lod, kota di pusat Israel, telah menjadi titik pusat kekerasan massa antara Arab dan Israel di seluruh negara.

Dikutip mediajabodetabek.pikiran-rakyat.com dari The Guardian pada 15 Mei 2021, wali kota Lod, Yair Revivo, mendeskripsikan kekerasan di sana seperti perang sipil dengan kota penuh dengan bebatuan, mobil terbakar, dan polisi bersenjata.

Tak hanya itu, kebanyakan orang-orang menetap di dalam rumah mereka.

Baca Juga: Album Hot Sauce NCT DREAM Pecahkan Rekor Penjualan Minggu Pertama

Pimpinan menyatakan keadaan darurat, menerapkan jam malam, dan membawa masuk pasukan dari Tepi Barat.

Video diunggah di internet yang menunjukkan keluarga Arab ketakutan berusaha untuk mencegah orang-orang masuk ke pintu depan.

Sinagoge di Lod, tempat ibadah orang Yahudi, dibakar oleh orang-orang Arab di Israel.

Baca Juga: Dianggap Bisa Melawan Covid-19, Warga India Gunakan Kotoran Sapi

Yahudi Israel bergolongan sayap kanan ekstrem pindah ke wilayah etnis campuran sambil bersenjata api.

Banyak pimpinan Israel yang beragumen bahwa rakyat Palestina di Israel diberi perlakuan yang baik.

Mereka berkata bahwa rakyat Palestina diperlakukan secara adil dan dibuat seolah mereka bagian dari Israel.

Baca Juga: Sudah Divaksin, Warga Amerika Serikat Boleh Keluar Rumah Tanpa Harus Jalani Protokol Kesehatan

Tetapi, kenyataannya menceritakan hal yang berbeda, terutama dengan ketegangan yang saat ini terjadi antara Palestina dan Israel.

Komunitas Arab Lod adalah turunan dari rakyat Palestina yang tinggal di negara setelah perang 1948 seputar pembuatan Israel.

Meskipun kehidupan di Lod relatif tenang, banyak masalah yang berkembang di balik permukaan.

Baca Juga: Direktur Jenderal WHO Menganjurkan Distribusi Vaksin COVID-19 Ke Negara Berkembang

Minoritas Arab di Lod menuduh kepolisian Israel menggunakan taktik kekerasan tidak perlu terhadap pengunjuk massa damai.

Lod juga ditarget oleh penghuni Yahudi yang berusaha untuk memperkuat keberadaan Yahudi di kota Israel. Ini dilakukan dengan mengambil lahan di daerah Palestina.

Samah Al-Kada'im, pekerja supermarket, berkata bahwa orang Arab di Lod membagi pesan tentang serangan massa minggu itu.

Baca Juga: Ratusan Warga Palestina Meninggal Akibat Serangan Sirael, Erdogan: Tindakan Israel Tidak Manusiawi

"Kami mendapat pesan yang memberi tahu kami bahwa ada bis dengan Yahudi religius datang untuk membakar rumah kami," kata Samah seperti dikutip Media Jabodetabek dari The Guardian.

"Mereka akan menyakiti kami; mereka akan datang ke rumah kami," sambung dia.

Sebagai bentuk respon, para lelaki di komunitas Arab tersebut datang untuk menjaga keluarga mereka.

Baca Juga: Hari Ketiga Lebaran, Pantai Ancol Tutup, Ini Kata Manajemen

Saat ditanya apakah dia merasa dilindungi oleh polisi, Samah menjawab dengan bercerita mengenai pengalamannya.

Dua malam lalu, golongan sayap kanan ekstrem datang ke daerah perumahannya sambil melambaikan bendera Israel.

Sementara itu terjadi, para polisi hanya diam saja sambil bertepuk tangan.

"Orang-orang ini datang ke perumahan untuk berdansa sebagai provokasi,Para polisi bergabung dengan mereka," kata Sammah.***

Editor: Ricky Setiawan

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler