Selama Pandemi Covid-19, NASA Rugi Hampir 3 Miliar USD

2 April 2021, 14:41 WIB
Astronot Nasa /Instagram/@nasa

MEDIA JABODETABEK - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) merupakan lembaga yang bekerja mengembangkan pengetahuan mengenai luar angkasa.

Lembaga yang berdiri pada tahun 1958 ini telah memberikan begitu banyak pengetahuan kepada dunia tentang luar angkasa.

Dilansir dari skynews.co.uk Perusahaan yang memiliki subsidi terbesar setelah militer ini juga mengalami kerugian miliaran dolar akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga: Dilaporkan Sering Error, Microsoft Corp Selidiki Masalah Melalui Downdetector

NASA mengungkapkan bahwa selama pandemi berlangsung mereka rugi hampir 3 Miliar Dolar atau sekitar Rp43 Triliun (Kurs saat ini Rp14,508).

Kerugian itu terjadi karena beberapa fasilitas yang ditutup dampak pandemi yang mengharuskan kerja jarak jauh, dan gangguan pada distribusi bahan baku yang tidak berjalan dengan baik.

Pada rencana awal lembaga yang bertanggung jawab dalam urusan luar angkasa itu akan mengadakan uji pengalihan asteroid, dan James Webb Space Telescope (JWST) yang baru.

Baca Juga: Gelontorkan Rp428 Miliar, Perusahaan Google Siap Berantas Hoax di Media Sosial

JWST merupakan observatorium infra merah yang mengorbit dan akan memberikan penemuan generasi berikutnya, namun proyek tersebut gagal tereksekusi karena adanya pandemi.

Peluncuran ke luar angkasa terbaru dari NASA yang bertujuan untuk merancang roket super berat hendak mengantar manusia ke Bulan dan bahkan ke Mars, juga mengalami kemunduran yang signifikan.

Bersamaan dengan proyek ini, Perusahaan yang berbasis di Amerika tersebut ingin mendirikan pos terdepan bernama 'Lunar Gateway' yang akan mengorbit di Bulan bahkan mendarat pada pertengahan 2020 lalu.

Baca Juga: Sempat 'Mati Suri', Universal Studio Hollywood Kembali Buka

Menurut laporan audit Kantor Inspektur Jenderal (OIG) badan antariksa itu mereka menghadapi banyak tantangan yang dihadapi dalam misi Lunar Gateway.

"Kami mengantisipasi penundaan jadwal lebih lanjut dan kenaikan biaya, membuat Lunar Gateway tidak mungkin tersedia untuk pendaratan bulan" ujar salah satu OIG yang dikutip dari skynews.co.uk

Namun dari pihak OIG tidak menjelaskan, apakah misi ini akan terus berlanjut atau akan ditunda.

Disamping kegagalan dan kerugian karena proyek misi besar yang ditunda.

Baca Juga: Luncurkan Rudal Balistik Jenis Baru, Korea Utara Terancam Sanksi Tambahan

NASA berhasil mendaratkan penjelajah Perseverance di Mars bersama perusahaan swasta milik Elon Musk, SpaceX.

Karena kemampuan perusahaan swasta seperti SpaceX yang tidak menunggu anggaran uang dari Negara terkait, berhasil meluncurkan astronot ke luar angkasa pada saat gelombang pertama pandemi Covid-19, pada Mei lalu.***

Editor: Naja Nuroni

Sumber: Sky News

Tags

Terkini

Terpopuler