China Kembali Langgar Aturan Internasional di Laut Natuna Utara

21 Februari 2021, 14:06 WIB
Ilustrasi Citra Satelit /Pixabay/ David Mark

MEDIA JABODETABEK- Beberapa waktu belakangan wilayah Laut Natuna Utara yang dipersengketakan antara China dengan beberapa negara di wilayah tersebut semakin memanas.

Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara sekutu seperti Inggris dan Perancis bahkan mulai menempatkan pasukan tempurnya di wilayah yang di persengketakan tersebut.

Kehadiran AS, Inggris dan Perancis di wilayah Laut Natuna Utara untuk mengimbangi militer China yang semakin agresif di wilayah tersebut.

Bahkan baru-baru ini China kembali melanggar aturan internasional di Wilayah Laut Natuna Utara yang dipersengketakan dengan membangun pangkalan militer besar-besaran.

Baca Juga: Potensi Perang di Wilayah Laut Natuna Utara Makin Terbuka Lebar

Hal tersebut terungkap di sebuah Citra Satelit menangkap pergerakan China yang beigitu agresif.

Dalam Citra Satelit menangkap aktivitas mengkhawatirkan China, saat membangun pangkalan militer di pulau-pulau buatan yang kontroversial dan berada di perairan Laut Natuna Utara.

Berdasarkan laporan dari perusahaan perangkat lunak geospasial Simularity, mereka menangkap tanda-tanda pembangunan infrastruktur seperti radar, antena, dan berbagai pendukung pangkalan militer di Mischief Reef.

Dilihat dari atas, pangkalan militer tersebut terlihat seperti terumbu karang berbentuk cincin. Seperti diberitakan Pikiran rakyat dalam artikel “Tertangkap Citra Satelit, China Kepergok Dirikan Pangkalan Militer Besar di Laut Natuna Utara”

Pangkalan militer tersebut terletak 250 kilometer dari Filipina, dan daratan tersebut telah dikendalikan China sejak 1995.

Baca Juga: Laut Natuna Utara Jadi Ajang Unjuk Kekuatan Amerika dan Eropa

Gambar dari Citra Satelit menunjukkan adanya konstruksi di tujuh area antara Mei 2020 hingga Februari 2021.

Sebuah gambar yang tertanggal 7 Mei 2020 memperlihatkan dengan jelas plot ruang kosong, yang saat ini ditempati oleh struktur silinder selebar 16 meter yang diklaim Simularity sebagai struktur pemasangan antena.

Pada gambar lain juga menunjukkan adanya struktur beton dengan kubah bulat, yang tak lain adalah penutup cuaca untuk melindungi antena dan radar.

Simularity menyatakan bahwa kubah yang nampak tersebut adalah struktur radar tetap.

Dr Jay Batongbacal, Direktur Institute for Maritime Affairs Law of the Sea dari Universitas Filipina, mengatakan infrastruktur baru menunjukkan bahwa China sedang menggali di Laut Natuna Utara.

Baca Juga: Inggris Bergabung Dengan AS di Natuna Utara, China Tak Gentar

“Mereka pada dasarnya menambahkan peralatan lensa survei. Tampaknya radar sudah ada banyak di terumbu karang,” ujar Jay.

“Penambahan radar baru tampaknya menunjukkan bahwa China benar-benar memperluas kemampuan pulau buayan ini,” katanya menambahkan.

Tentu peristiwa seperti ini bukan kali pertama, China memang kerap memicu ketegangan di Mischief Reef.

Pada 2016 lalu, Pengadilan Permanen Arbitrase di Den Haag memutuskan bahwa Mischief Reef berada di zona ekonomi eksklusif Filipina.***(Nopsi Marga/Pikiran Rakyat)

Editor: Naja Nuroni

Sumber: Isu Bogor

Tags

Terkini

Terpopuler