5 Rekomendasi Kuliner Khas Jogja yang Enak dan Legendaris

- 6 Agustus 2022, 10:20 WIB
Ilustrasi 5 Rekomendasi Kuliner Khas Jogja yang Enak dan Legendaris.
Ilustrasi 5 Rekomendasi Kuliner Khas Jogja yang Enak dan Legendaris. /Freepik / wirestock.

MEDIA JABODETABEK - Jogja tak hanya terkenal dengan keindahan wisata alamnya yang indah akan tetapi, juga aneka rupa kuliner legendaris yang layak dicoba.

Dikenal sebagai Kota Gudeg, Jogja ternyata memiliki sejumlah kuliner yang menarik dan sayang untuk dilewatkan.

Tidak hanya itu saja kuliner jogja ini biasanya sudah berdiri lama, hingga puluhan tahun lamanya berdiri.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Kuliner Khas Bandung yang Legendaris

Mulai dari sate klathak, gudeg hingga mangut lele masing-masing memiliki cita rasa khas yang tetap konsisten meski sudah turun-temurun.

Ada pula rujak es krim, dan jajan pasar menjadi kudapan yang kerap dirindukan wisatawan maupun perantau saat berada di Jogja.

Racikan resep turun-temurun yang ditawarkan membuat kamu yang menikmati kuliner ini, akan teringat dan lekat dengan rasanya.

Menariknya lagi, beberapa tempat makanan menawarkan pengalaman yang unik untuk wisatawan.

Baca Juga: Film Pengabdi Setan 2: Harga Tiket dan Jam Tayang di Bioskop CGV Tangerang Minggu, 7 Agustus 2022

Berikut 5 tempat wisata kuliner Jogja yang legendaris rekomendasi:

1. Mangut Lele

Rekomendasi kuliner legendaris yang pertama yaitu mangut lele, Mangut lele merupakan salah satu menu khas yang bisa dinikmati ketika berada di Jogja.

Mangut lele ini merupakan lele yang dimasak dengan kuah santan gurih dan dibumbu pedas. Rasa otentik dari mangut lele ini yakni citarasa smoky pada lele karena dimasak menggunakan kayu bakar.

Salah satu warung mangut lele yang paling diburu wisatawan yakni Mangut Lele Mbah Marto. Mangut lele Mbah Marto ini berdiri sejak 1960-an dan masih mempertahankan citarasanya hingga sekarang.

Baca Juga: Jadwal dan Harga Tiket Nonton Film Pengabdi Setan 2 Communion di Bioskop XXI Bogor, Sabtu 6 Agustus 2022

Untuk menuju ke warung ini kamu harus blusukan di Dusun Nggeneng, Desa Panggungharjo, Sewon, Bantul.

Di warung Mbah Marto ini wisatawan bisa langsung masuk ke dapur dan mengambil lauk secara mandiri langsung dari pancinya. Semua lauk pauk diletakkan di dalam baskom besar di atas balai-balai bambu.

2. Sate klathak Pak Jede

Warung Sate Klathak Pak Jede berlokasi di Jalan Nologaten, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta dan buka dari pukul 11.00 sampai dengan 23.00 WIB.

Sate klathak disini disajikan dengan bumbu sederhana, yaitu garam, merica, dan garam, serta tambahan kuah.

Baca Juga: Peta Ganjil Genap Puncak Bogor 6 dan 7 Agustus 2022, One Way Sudah Berlaku?

Selain sate klathak, warung makan ini juga menyediakan menu lain dengan bahan dasar daging kambing, seperti tongseng kambing, nasi goreng kambing, gulai kambing, sate kambing, tengkleng, gulai jeroan, dan menu beberapa menu minuman. Untuk harga makanan dibanderol mulai dari Rp. 20.000-an per porsinya.

3. Gudeg Mbah Lindu

Banyak pihak yang mengklaim jika Mbah Lindu adalah penjual gudeg tertua di Yogyakarta. Mbah Lindu bahkan tak ingat pasti sudah berapa lama ia berjualan gudeg.

Namun, Mbah Lindu ingat betul bahwa ia berjualan sebelum memiliki suami, saat zaman kolonial.

Tempatnya berjualan dari dulu hingga kini tak berubah yaitu di di Jalan Sosrowijayan, tepatnya di pos depan Hotel Grage Ramayana. Berjarak kira-kira 300 meter saja dari Jalan Malioboro.

Baca Juga: Jadwal dan Harga Tiket Nonton Film Pengabdi Setan 2 Communion di Kota Cinema Mall Hari Ini 6 Agustus 2022

Dulunya Mbah Lindu harus berjalan sepanjang lima kilometer agar bisa berjualan di sana. Ia harus berjalan kaki dari rumahnya di kawasan Klebengan menuju Sosrowijayan, tempat jualan gudeg, mulai pukul 04.00 WIB.

Gudeg buatan Mbah Lindu masih dimasak menggunakan cara tradisional, peralatan masak yang tradisional, dan dapur yang sangat sederhana.

Dinding dapurnya masih terbuat dari anyaman bambu dan tiang-tiangnya terbuat dari kayu. Alamat: Jl. Sosrowijayan No.41-43, Sosromenduran, Gedong Tengen, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55271.

Baca Juga: Ada Apa dengan 6 Agustus 2022? Apakah Libur? Ada Peristiwa Apa? Ini Penjelasannya

4. Lupis Mbah Satinem

Sejak jam 6 pagi, tangan tua nenek yang akrab disapa Mbah Satinem sudah sibuk. Memotong lupis dengan benang kasur yang Ia lilit di tangannya.

Meletakkannya di daun pisang, dicampur dengan gatot, cenil yang kenyal sesuai dengan permintaan pelanggan.

Tak ada papan nama khusus di lapak wanita berusia 75 tahun ini. Namun, sebelum Mbah Satinem datang, para pembeli sudah menanti. Antrean pembelinya pun selalu mengular.

Terlambat datang sedikit, bisa-bisa sudah kehabisan. Berada di sekitar 500 meter dari Tugu Jogja ke arah Barat, tepatnya di Jl. Bumijo No.50, Gowongan, Yogyakarta.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Indonesia Hari Ini 6 Agustus 2022, BMKG : Hujan Lebat Akan Mengguyur di 2 Titik Wilayah

Mbah Satinem terlihat duduk dengan dingklik mungilnya. Menggelar dagangannya, tampah berisi lupis yang dibalut dengan daun pisang pun sudah disiapkan dari rumah. Gatot, cenil, tempat gula aren terlihat tersusun rapi di atas meja.

5. Bakmi Mbah Gito

Bakmi Mbah Gito yang beralamat di jalan Nyi Ageng Nis No.9, Rejowinangun, Kec. Kotagede, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lantunan musik tradisional uyon-uyon gending Jawa mengiringi langkah setiap pengunjung yang masuk di warung makan Bakmi Jowo Mbah Gito.

Sejauh mata memandang bangunan itu dipenuhi kayu-kayu dengan bentuk yang unik. Perkakas-perkakas tradisional seperti lonceng sapi, lampu teplok, lampu gantung antik khas Jawa, lampu andong, kukusan tempat menanak nasi, tenggok, kendi, poci, dan tempat untuk mencari rumput terpasang rapi di setiap penjuru warung.

Baca Juga: Tanggal 7 Agustus 2022 Hari Apa, Memperingati Hari Apa, Ada Peringatan Apa? Ada Hari Hutan Indonesia 2022

Mbah Gito, begitulah pria berusia 70 tahun sebagai pemilik warung bakmi Jawa sering dipanggil. Dialah dalang di balik interior warung makan yang sudah berdiri sejak Juni 2008 itu.

Ia sangat mencintai budaya Jawa, dan ingin mengenalkan budaya Jawa ke generasi setelahnya.

Itulah yang menjadikan alasannya mengapa membuka tempat makan dengan konsep seperti itu.

Mbah Gito yang sebelumnya juga aktif di paguyuban karawitan, sering mengundang teman-teman paguyubannya untuk mengisi panggung wayangnya.

Ada dalang, penabuh gender, penggesek rebab, pengguguh gong, lengkap dengan sindennya.

Itulah beberapa rekomendasi kuliner yang legendaris bisa menjadi pilihan kuliner, pada saat anda bermain ke kota jogja.***

 

Editor: Nurul Fitriana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini