Mengenal Mala, Saus Tradisional Khas China yang Terkenal di Kalangan Pencinta Kuliner Beserta Faktanya

21 Januari 2022, 19:30 WIB
Ilustrasi. Mengenal Mala, Saus Tradisional Khas China yang Terkenal di Kalangan Pencinta Kuliner beserta Faktanya. /Pixabay/sarangib

MEDIA JABODETABEK – Saus tradisional khas China, Mala, yang berarti “ma” kebas dan “la” pedas, sudah menjadi primadona di kalangan pencinta kuliner.

Dilansir dari Channel News Asia, ada lima fakta terkait, rumor apakah saus mala baik hingga bagaimana mengendalikan rasa pedas di mulut dan perut setelah memakannya.

Mala berisi banyak rempah seperti adas manis, kayu manis, jahe dan cengkeh, namun lada Sichuan dan cabai kering memunculkan rasa pedas yang khas. Keduanya bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Baca Juga: Jisoo BLACKPINK dan Para Pemain Snowdrop Beri Kejutan untuk Jung Hae In di Lokasi Syuting Drama Terbarunya

Lada Sichuan dengan efek kebas dapat meningkatkan sistem imunitas, mengurangi rasa sakit dan meningkatkan metabolisme.

Sementara cabe kering berisi mineral seperti asam folat, potasium, thiamin dan merupakan sumber vitamin A, B dan C.

Senyawa yang berada dalam cabai seperti kapsaicin juga dapat menurunkan berat badan.

Ahli jantung Calvin Chin dari Pusat Jantung Nasional Singapura memperingatkan bahwa cabai memang membantu meningkatkan metabolisme.

Baca Juga: 6 Tempat Wisata di Sukabumi dengan Panorama Alam Eksotis yang Wajib Dikunjungi untuk Berakhir Pekan

Namun dampak menurunkan berat badannya tidak terlalu berasa karena hanya satu kilogram dalam tiga atau empat bulan memakan cabai setiap harinya.

“Begitu toleransi terhadap cabe meningkat dari waktu ke waktu, efek penurunan berat badan dari cabai...berkurang juga seiring waktu,” ujar Calvin Chin.

Mengenai merica Sichuan, ia mengatakan khasiatnya tidak terlalu banyak dan butuh makan dalam porsi besar yang rasanya tidak terlalu lezat bagi banyak orang.

Terlebih lagi, katanya, jika kandungan garam dan minyak dalam mala disebut “sangat tidak sehat”, maka risiko penyakit jantung meningkat.

Baca Juga: Bocoran Terbaru Anime Demon Slayer: Kimetsu No Yaiba Episode 15, Pertarungan Sengit Pilar vs Iblis Bulan Atas

Menurut ahli diet Jacqueline Loh dari RS Mount Alvernia, ada acara yang lebih sehat ketika makan dengan saus mala.

Biasanya ia membuang minyak di atas kuah kaldu setelah bahan makanannya matang karena jumlah minyak di dalamnya sebanyak tiga atau empat mangkuk.

Bagi orang-orang yang memiliki perut sensitif, kapsaicin dapat menimbulkan gejala mual dan diare. Namun, ada berita baik karena meningkatnya toleransi terhadap rasa pedas.

Tidak ada ukuran usia ideal untuk mengajarkan makan pedas untuk anak-anak. “Betul-betul tergantung dari lidah individu,” katanya.

Baca Juga: Begini Kronologi Kecelakaan di Balikpapan, Pertama yang ditabrak Pengendara Motor

Ada anak yang lebih berani memakan makanan pedas sejak kecil, namun jika mereka belum siap, mungkin mereka belum berani mencoba karena terlalu muda.

Untuk menangani sensasi terbakar saat makan makanan pedas, sebagian orang meminum air, sementara jus jeruk atau susu juga membantu mengurangi rasa pedas.

Namun ternyata minum air efeknya tidak terlalu berpengaruh karena kapsaicin tidak bisa larut di dalam air.

Baca Juga: Update Terbaru Ganjil Genap Kawasan Puncak Bogor dan Sentul 21 Januari 2022, Berlaku Jumat sampai Minggu

“Itu hanya menyebabkan kembung,” ucapnya.

Begitu pula jus jeruk. Minuman ini bukan solusi yang tepat karena ada perbedaan yang terang antara minuman tanpa susu dan berbahan susu.

Susu mengandung protein kasein yang dapat mengikat kapsaicin kemudian melarutkannya. Selain susu, alkohol juga bisa menjadi alternatif melarutkan kapsaicin. ***

Editor: Nurul Fitriana

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler