Sejarah Singkat Kartini, Kisah Perjalanan Hidup Pahlawan Emansipasi Wanita Indonesia yang Menginspirasi

- 19 April 2022, 12:00 WIB
Sejarah Singkat Kartini, Kisah Perjalanan Hidup Pahlawan Emansipasi Wanita Indonesia yang Menginspirasi.
Sejarah Singkat Kartini, Kisah Perjalanan Hidup Pahlawan Emansipasi Wanita Indonesia yang Menginspirasi. /Instagram.com / @historiadasia.

MEDIA JABODETABEK - Tidak lama lagi bangsa Indonesia akan memperingati hari bersejarah, Hari Kartini.

Hari Kartini merupakan hari kelahiran RA Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April.

Namun apakah kamu sudah mengenal siapakah RA Kartini? Jika belum, yuk simak sejarah singkat Kartini berikut ini.

Melansir laman resmi Kabupaten Jepara, RA Kartini adalah sosok pahlawan emansipasi perempuan Indonesia yang lahir di Mayong pada 21 April 1879.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Virgo Pekan Ini Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu, 19 hingga 24 April 2022

Kartini merupakan anak ke-4 dari 8 bersaudara. Ayahnya merupakan Wedono Mayong bernama R.M.A.A. Sosroningrat dan Ibunya bernama M.A. Ngasirah (Garwo Ampil).

Namun rupanya nama RA Kartini sendiri baru diberikan bertepatan dengan Upacara Pupak Pusar (saat tali pusar putus).

Pada awal tahun 1881, tepat ketika Kartini berusia 2 tahun, ayahnya diangkat menjadi Bupati Jepara lantas pindah dari Mayong ke Rumah Dinas Bupati Jepara.

Berkat rasa keingintahuan RA Kartini yang tinggi, orangtuanya pun semakin perhatian sampai memasukkan Kartini ke sekolah (EUROPENES LAGERE SCHOOL) atas asuhan guru Ny. OVINK SOER dengan sesekali bermain ke Pantai Bandengan 7 km ke arah utara kota Jepara.

Baca Juga: Video Arachu Pramuka Viral di Twitter dan TikTok: Warganet Beramai-ramai Buru Link Download Video Ara Chuu Zip

Setelah lulus dari EUROPENES LAGERE SCHOOL, RA. Kartini bercita-cita melanjutkan sekolah yang lebih tinggi.

Akan tetapi muncul keraguan dalam dirinya karena terbentur aturan adat, bahwa wanita ningrat harus menjalani pingitan.

RA Kartini memasuki masa pingitan saat berumur 12 tahun. Demi keprihatinan dan kepatuhan pada tradisi, ia harus berpisah pada dunia luar dan terkurung oleh tembok Kabupaten.

Dengan semangat dan kegigihannya, RA Kartini berupaya menambah pengetahuan tanpa sekolah dengan tekun membaca apa saja yang di dapat dari Kakak maupun Ayahnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Taurus Selasa, 19 April 2022 hingga Minggu, 24 April 2022: Selalu Bersikap Positif

Kartini pernah mengajukan beasiswa melanjutkan sekolah ke negeri Belanda dan dikabulkan permohonan itu.

Namun dengan berbagai pertimbangan, beasiswa tersebut ia batalkan dan diserahkan kepada Putra Indonesia lainnya yang namanya kemudian sangat dikenal yaitu H. Agus Salim.

Meskipun RA Kartini tak punya kesempatan melanjutkan sekolahnya, namun himpunan murid-murid pertama Kartini yaitu Sekolah Pertama Gadis-gadis Priyayi Bumi Putera telah dibina di Serambi belakang Pendopo Kabupaten Jepara.

Pada saat RA Kartini sedang mengajar murid-muridnya, datanglah tamu utusan yang membawa surat lamaran dari Bupati Rembang Adipati Djoyohadiningrat yang sudah dikenal sebagai Bupati yang berpandangan maju.

Baca Juga: Indonesia Berencana Bidding Jadi Tuan Rumah Kualifikasi Tinju Olimpiade 2024

Kemudian tepat tanggal 12 November 1903, RA Kartini melangsungkan pernikahannya pada usia 24 tahun dengan Bupati Rembang Adipati Djoyohadingrat dengan cara sederhana dan kemudian diboyong ke Rembang.

Pada saat kehamilan RA Kartini berusia 7 bulan, dirinya merasa kerinduan yang amat sangat pada Ibunya di Jepara.

Suaminya telah berusaha menghibur dengan musik Gamelan & Tembang-Tembang yg menjadi kesayangannya, tapi nyatanya tak cukup buat Kartini kembali ceria.

Pada tanggal 13 September 1904, RA Kartini melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama Singgih/RM. Soesalit.

Baca Juga: Daftar Lagu Viral TikTok 2022, Enak Didengar dan Bisa Gunakan Jadi Backsound Video Konten Milikmu

Setelah melahirkan putra pertamanya itu, keadaan Kartini malah semakin memburuk. Hingga akhirnya pada 17 September 1904, ia pun menghembuskan nafas terakhirnya di usia 25 tahun.

Jasad RA Kartini memang telah lama tiada, namun cita-cita dan perjuangannya akan terus terkenang dan dinikmati hasilnya oleh generasi masa kini.

Karyanya pun abadi dalam buku yang ia terbitkan berjudul “HABIS GELAP TERBITLAH TERANG”.

Nah, itulah ulasan sejarah singkat RA Kartini yang diharapkan dapat menginspirasi para wanita di Indonesia.***

Editor: Nurul Fitriana

Sumber: jepara.go.id


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah