Setelah lulus dari EUROPENES LAGERE SCHOOL, RA. Kartini bercita-cita melanjutkan sekolah yang lebih tinggi.
Akan tetapi muncul keraguan dalam dirinya karena terbentur aturan adat, bahwa wanita ningrat harus menjalani pingitan.
RA Kartini memasuki masa pingitan saat berumur 12 tahun. Demi keprihatinan dan kepatuhan pada tradisi, ia harus berpisah pada dunia luar dan terkurung oleh tembok Kabupaten.
Dengan semangat dan kegigihannya, RA Kartini berupaya menambah pengetahuan tanpa sekolah dengan tekun membaca apa saja yang di dapat dari Kakak maupun Ayahnya.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Taurus Selasa, 19 April 2022 hingga Minggu, 24 April 2022: Selalu Bersikap Positif
Kartini pernah mengajukan beasiswa melanjutkan sekolah ke negeri Belanda dan dikabulkan permohonan itu.
Namun dengan berbagai pertimbangan, beasiswa tersebut ia batalkan dan diserahkan kepada Putra Indonesia lainnya yang namanya kemudian sangat dikenal yaitu H. Agus Salim.
Meskipun RA Kartini tak punya kesempatan melanjutkan sekolahnya, namun himpunan murid-murid pertama Kartini yaitu Sekolah Pertama Gadis-gadis Priyayi Bumi Putera telah dibina di Serambi belakang Pendopo Kabupaten Jepara.
Pada saat RA Kartini sedang mengajar murid-muridnya, datanglah tamu utusan yang membawa surat lamaran dari Bupati Rembang Adipati Djoyohadiningrat yang sudah dikenal sebagai Bupati yang berpandangan maju.
Artikel Rekomendasi