Fakta Varian Virus B1617 Asal India Lebih Berbahaya, Ini Penjelasannya

- 18 Juni 2021, 17:27 WIB
ilustrasi, 3.000 Vaksin Covid Palsu di temukan di China
ilustrasi, 3.000 Vaksin Covid Palsu di temukan di China /pixabay/ Chokniti Khongchum

MEDIA JABODETABEK - Varian SARS-CoV-2 atau virus Corona B1617 asal India dinyatakan telah berhasil menginfeksi sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) dan Tenaga Kesehatan di Kudus, Jawa Tengah dalam beberapa hari lalu.

Dilansir Mediajabodetabek.com dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dikatakan ada 28 dari 34 orang atau 82 persen pasien Covid-19 terinfeksi varian B1617.

"Hal tersebut juga memperkuat hipotesis para peneliti bahwa peningkatan kasus di Kudus tersebut adalah karena adanya varian Delta,” ungkap dr Gunadi PhD, SpBA, Ketua Tim Peneliti WGS SARS-CoV-2, FK-KMK UGM dikutip dari laman Kemenkes," ungkap dr Gunadi PhD, SpBA, Ketua Tim Peneliti WGS SARS-CoV-2, FK-KMK UGM dikutip Mediajabodetabek.com dari laman Kemenkes pada Jumat, 18 Juni 2021.

Baca Juga: Vaksinasi Gratis di DKI Jakarta, Simak Cara Daftar dan Persyaratannya!

Dalam sebuah sesi tanya jawab dengan The Conversation, Peneliti Queen's University Belfast Grace C Roberts mengatakan, jenis mutasi pada varian B1617 yakni L452R dan mampu mempengaruhi protein serta lonjakan virus dalam tubuh yang terinfeksi.

"Ini adalah 'kunci' yang digunakan virus corona untuk membuka kunci sel kita. Mutasi L452R mengubah bagian protein lonjakan yang berinteraksi langsung dengan ACE2, molekul di permukaan sel kita yang diikat oleh virus untuk masuk ke dalam," ungkap Grace.

Grace menjelaskan, dalam penelitian awal yang belum ditinjau oleh ilmuwan lain menunjukkan bahwa mutasi L452R memungkinkan peningkatan sel pada virus secara lebih stabil. Menurutnya, perihal tersebut memperkuat hipotesanya bahwa B1167 lebih mudah menular.

Baca Juga: Sinopsis Balika Vadhu Hari Ini, Jumat 18 Juni 2021: Kalyani Menekan Anandi untuk Fokus Pada Jodohnya

"Hal ini diperkirakan berada di sekitar 20 persen lebih menular daripada bentuk awal dari virus Corona yang beredar selama gelombang pertama," tuturnya.

Pihaknya masih menyelidiki terkait seberapa bahaya varian B1617, khususnya terhadap kemanjuran dosis vaksin Covid-19 yang secara masif tengah disuntikkan sebagai upaya kekebalan tubuh atau antibodi.

Halaman:

Editor: Ricky Setiawan

Sumber: The Conversation Kemenkes


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x