Peringati Jumat Agung dengan Mengenang Kisah Pengorbanan Imam Besar Katolik Camilo Torres Restrepo

- 2 April 2021, 21:32 WIB
Ibadah Jumat Agung di Katedral Jakarta berjalan khidmat, jemaah berdoa tak ada lagi aksi teror hingga Pandemi Covid-19 cepat usai.
Ibadah Jumat Agung di Katedral Jakarta berjalan khidmat, jemaah berdoa tak ada lagi aksi teror hingga Pandemi Covid-19 cepat usai. /Pikiran Rakyat/Amir Faisol/

MEDIA JABODETABEK - Hari ini, tepat tanggal 2 April 2021, umat Nasrani di seluruh dunia memperingati wafatnya Yesus Kristus dengan melakukan ritual Ibadah Jumat Agung.

Dikatakan Yesus Kristus telah melakukan pengorbanan dengan cara disalib. Seperti yang disampaikan pada Alkitab, penyaliban diriNya merupakan bentuk penebusan dosa para pengikutnya.

"Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah," tulis Alkitab dalam Rom 8:8-9.

Baca Juga: Animo Masyarakat Kunjungi Pasar di Kota Bogor Menurun

Namun, apa jadinya jika seorang Imam Besar Katolik turun ke jalan dan melakukan perjuangan revolusioner bersenjata untuk membela kaum miskin?

Di Indonesia, embel-embel revolusioner selalu dikait-kaitkan dengan ideologi komunisme ataupun sosialisme yang kerap kali disamakan dengan ateisme.

Sejarah kelam dalam bingkai Gerakan Satu Oktober (Gestok) 1965 dinilai sebagian pihak sebagai upaya konstruksi rezim Orde Baru (Orba) terhadap komunisme.

Baca Juga: Manchester United Mulai Gerah dengan Perlakuan Rasisme

Namun, apakah hal yang sama terjadi pada perjuangan bangsa Amerika Latin? Apakah agama bisa bersanding dengan perjuangan revolusioner.

Halaman:

Editor: Ricky Setiawan


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah