MEDIA JABODETABEK-Varian baru virus corona, B117, yang pertama kali muncul di Inggris telah menyebar ke 93 negara termasuk Indonesia.
Mutasi dari virus corona ini lebih cepat menular dengan laju 50-74% atau sekitar 1.7 kali lebih cepat menular dibanding varian sebelumnya.
Penelitian terbaru menunjukkan potensi dan bukti empiris, mutasi adaptif SARS-CoV-2 ini dapat terjadi jika:
Baca Juga: Wajibkan PAUD 1 Tahun, Deputi Gubernur DKI Jakarta : PAUD Berperan Penting dalam Tumbuh Kembang Anak
1. Virus berada di dalam tubuh seseorang yang mengalami immunocompromised atau memiliki gangguan sistem imun
2. Virus berada di tubuh tersebut dalam jangka waktu yang lama
3. Perlakuan obat-obatan atau terapi antibodi diberikan beberapa kali pada pasien dalam jangka waktu lama
4. Hingga akibatnya varian baru muncul terseleksi secara alami.
Varian virus B117 berpotensi tidak terdeteksi dengan tes PCR yang menggunakan gen S (spike).
Di Inggris kasus ini disebut S-Gen Test Failure (SGTF) atau kegagalan tes gen S.
Namun demikian, virus B117 dapat terdeteksi dengan test PCR dengan gen-gen lain seperti Orf, N, M, dan RdRp.
Virus B117 juga bisa terdeteksi oleh swab antigen karena pemeriksaan ini mendeteksi protein dari nukleokapsid virus bukan spike virus.
Baca Juga: Menuju Grammy Awards 2021, Berikut Deretan Momen Throwback Grammy Awards
Beberapa vaksin di dunia seperti Pfizer, Moderna, Astra Zeneca, J&J, Novavax, masih efektif terhadap varian virus B117.
Sinovac juga menyatakan vaksinnya masih efektif terhadap B117 namun belum ada data yang dipublikasikan.
Pemerintah menghimbau agar masyarakat tidak perlu panik namun harus tetap waspada dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan menerapkan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak) dan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).***